JAKARTA -- Tim Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) masih meneruskan pencarian FDR (Flight Data Recorder) yang belum ditemukan di lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat . Meskipun operasi evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 telah dihentikan sejak Jumat(18/5).
Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo mengatakan sebanyak 186 anggota tim Basarnas masih difokuskan untuk mencari FDR. Black box yang sudah ditemukan, kata Daryatmo, kurang lengkap untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
Umumnya black box terdiri dari perekam data penerbangan FDR dan perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR). Petugas baru menemukan CVR, tanpa adanya FDR.
Daryatmo menjelaskan Basarnas menyiapkan dua unit helikopter besar jenis Mi-17 untuk pencarian FDR. Tim Basarnas dibantu anggota TNI, Tim SAR Rusia, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan meneruskan pencarian hingga FDR ditemukan.
"Karena medan yang cukup berat, tidak bisa diprediksi pencarian dilakukan sampai kapan. Penyisiran masih berlangsung di dekat reruntuhan pesawat," ujar Daryatmo, dihubungi Republika, Sabtu (19/5).
Menurut Daryatmo, operasi penyisiran difokuskan di area jatuhnya Sukhoi dengan radius 1 kilometer ke arah kiri dan kanan lereng Gunung Salak. "Termasuk ke dalam jurang yang kalau dihitung jaraknya dari permukaan sampai dasar jurang mencapai 1 kilometer," ujarnya.
Juru bicara Basarnas, Gagah Prakoso, yang memimpin pencarian FDR di lapangan pada Sabtu (19/5), mengungkapkan bahwa pencarian dilakukan secara bergilir. Menurutnya semua anggota tim tidak diturunkan serentak ke lokasi reruntuhan pesawat. Evaluasi dilakukan sekali dalam dua hari untuk menentukan lokasi penyisiran.
Sukhoi Superjet 100 hilang dari kontak radar Rabu pekan lalu, 9 Mei 2012, pukul 14.33. Saat ditemukan tim evakuasi, pesawat yang mengangkut 45 penumpang itu dalam keadaan mengenaskan. Korban juga ditemukan dalam keadaan tidak utuh.REPUBLIKA.CO.ID,