Sabtu 19 May 2012 18:45 WIB

Menara Eiffel Diresmikan Orang Jawa?

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Karta Raharja Ucu
Menara Eiffel, ilustrasi
Menara Eiffel, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Menara Eiffel yang selama ini menjadi ikon Paris, ibu kota Prancis ternyata tak lepas dari peran orang Indonesia, khususnya suku Jawa dan Sunda. Kabarnya, orang-orang suku Jawa dan Sunda dikabarkan ikut hadir di Paris pada 1889 lalu, untuk memperingati 100 tahun revolisi Prancis.

Seperti dilaporkan laman Radio Belanda, NRW, peringatan itu ditandai dengan peresmian Menara Eiffel. Orang-orang Jawa dan Sunda didatangkan penguasa Prancis ke Kota Paris untuk mengisi le village Javanais (Desa Jawa) --sebutan pavilyun Belanda-- dalam l’exhibition universelle atau pameran semesta yang saat itu digelar selama enam bulan.

Alat musik khas Jawa dan Sunda, Gamelan, menjadi ikon dalam pameran tersebut. Dentuman gamelan kala itu mampu menarik perhatian masyarakat Eropa. Sejak saat itu, keberadaan gamelan mampu menancapkan pengaruhnya pada musik Barat. Dengan pengaruhnya itu, komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) sukses mendobrak pembaruan pada musik klasik Barat.

Debussy dikenal sebagai komponis pelopor aliran impresionisme dalam dunia musik. Dalam menyebut gamelan seseorang memang harus kritis. Apalagi orang Indonesia, negeri asal gamelan itu. Di Barat orang memang sering menyebut Debussy terpengaruh gamelan Jawa. Kemudian diuraikan gamelan Jawa punya tangga nada pélog dan sléndro, mungkin setara dengan minor dan mayor dalam musik Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement