REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak delapan warga Kampung Cigadog, Desa Bojongkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi masih mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas akibat keracunan nasi kotak pada acara khitanan.
"Delapan orang tersebut kondisinya masih cukup lemah sehingga harus mendapatkan perawatan yang intensif di Puskesmas, khawatir jika dipulangkan kondisi kesehatan mereka bisa terus memburuk," kata Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Sri Yasti kepada ANTARA, Minggu.
Menurut dia, warga yang masih dirawat ini kondisi tubuhnya masih lemah dan kekurangan cairan akibat diare yang disebabkan keracunan nasi kotak yang berisi gulai kambing, daging ayam, sayuran dan nasi.
Namun, belum diketahui kapan akan pulang, tapi sebelumnya dua orang sudah pulang karena kondisi tubuhnya sudah membaik. "Awalnya totalnya yang dirawat intensif di Puskesmas Warungkiara ini sebanyak 10 orang tetapi dua orang dinyatakan sudah sehat dan diperbolehkan pulang," katanya.
Menurut Yasti, dari hasil pengecekan dan pendataan Dinas Kesehatan, warga yang diduga keracunan nasi kotak mencapai 106 orang. Mayoritas mereka mengalami gejala pusing, mual, tubuh menjadi lemas dan muntah-muntah.
Untuk mengetahui dari mana penyebab keracunan massal tersebut, pihaknya sudah mengambil contoh makanan nasi kotak tersebut untuk diteliti di laboratorium kesehatan di Bandung. "Awal dugaan keracunan tersebut disebabkan dari nasi kotak, tetapi perlu penelitian untuk mengetahui makanan yang mana yang menyebabkan keracunan massal itu," kata Yasti.
Sebelumnya, keracunan massal ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB Sabtu (19/5). Mereka mengalami kejang, pusing, lemas dan mual setelah menyantap nasi kotak yang dibagikan seorang warga yang tengah melakukan hajat khitanan anaknya.
Sejak pagi hingga sore, warga yang mengeluh keracunan terus bertambah dan memadati Puskesmas yang totalnya mencapai 106 orang. Dari ratusan orang yang mengalami keracunan, hanya 10 orang yang kondisi tubuhnya sangat lemah dan harus mendapatkan perawatan intensif dan rawat inap.