REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari, Rasulullah SAW memanggil Abdul Rahman bin Auf RA. “Bersiaplah engkau, sesungguhnya aku akan mengirimmu kepada sebuah kabilah!” ujar beliau.
Lalu, Nabi SAW menugaskan Abdul Rahman ke sebuah tempat bernama Daumatul Jandal. Ketika tiba di sana, ia berdakwah kepada penduduk di wilayah itu.
Selama tiga hari, Abdul Rahman mengajak penduduk di Daumatul Jandal untuk memeluk Islam. Dan pada hari terakhir, Asbagh bin Amar Al-Kalbi mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia adalah seorang pemeluk Nasrani dan ketua kabilah setempat.
Kisah tersebut yang tercantum dalam kitab Risalah Ad-Dakwah itu mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Daruqutni. Dalam kisah yang juga termuat dalam Hayatus Sahabah itu, tercantum sebuah nama Daumatul Jandal—sebuah tempat bersejarah bagi umat Islam.
Daumatul Jandal juga tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i. “Daumatul Jandal terletak di antara Syam (Suriah) dan Madinah Al-Munawarah, dekat Gunung Thayyi,” ujar Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi.
Menurut pakar hadis itu, Daumatul Jandal adalah sebuah tanah datar, yakni tanah datar As-Sarhan. “Letaknya di utara Kota Tayma sejauh 450 kilometer.”
Paling tidak, ada tiga peristiwa penting yang terjadi di Daumatul Jandal. Pertama, Perang Daumatul Jandal pada era Rasulullah. Kedua, pada masa era kepemimpinan Abu Bakar juga sempat terjadi pertempuran di wilayah itu. Ketiga, ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib bersengketa dengan Muawiyyah, Daumatul Jandal menjadi tempat kedua kelompok bertahkim.
Pada Rabiul Awal 5 H/Agustus 626 M, Rasulullah SAW sempat memimpin pasukan untuk memerangi kaum kafir yang mengganggu Islam di Daumatul Jandal. Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah SAW baru kembali ke Madinah selama beberapa bulan setelah berperang. Saat itu, adalah tahun keempat sejak kedatangan Rasulullah SAW di Madinah.
Rasulullah kemudian berangkat membawa pasukan. Sebelum meninggalkan Madinah, Rasulullah mengangkat Siba bin Urfuthah Al-Ghifari sebagai imam sementara Madinah selama kepergiannya. Namun, peperangan tak terjadi karena pasukan yang dipimpin Nabi SAW tak menjumpai musuh di Daumatul Jandal.
Nabi Muhammad pun tinggal di Madinah hingga akhir tahun itu. Menurut Dr Syauqi, Rasulullah juga pernah mengirimkan Khalid bin Walid ke Daumatul Jandal. Ketika itu, Nabi SAW sedang berada di Tabuk pada 9 H.