REPUBLIKA.CO.ID, Tak lama setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah. Ketika itu, muncul fenomena orang-orang yang mengaku sebagai nabi.
Salah satunya adalah Musailamah Al-Kazzab. Selain murtad, ia juga mengaku sebagai nabi dan melakukan pemberontakan.
Khalifah Abu Bakar pun tak tinggal diam. Bersama pasukan Islam, Abu Bakar memerangi kaum murtad itu dalam sebuah pertempuran bernama Perang Yamamah pada Desember 632 M. Kemenangan diraih pasukan Islam.
Delapan bulan kemudian, tepatnya Agustus 633 M, terjadi lagi pemberontakan yang dilakukan Bani Kilab yang tinggal di Daumatul Jandal. Pemimpin Bani Kilab menyatakan diri sebagai nabi dan murtad dari Islam.
Pasukan tentara Islam pun berupaya untuk menangkap pemimpin murtad yang memimpin pemberontakan itu. Khalifah Abu Bakar mengirim komandan perang Islam, Iyadh bin Ghanam, bersama 4.000 pasukan ke Daumatul Jandal.
Upaya untuk menangkap nabi palsu yang murtad itu mendapat perlawanan dari 15 ribu pasukan yang dipimpin Judi bin Rabiah dan Ukaidar bin Abdul Malik. Kekuatan pasukan murtad itu sangat kuat karena memiliki sumber perbekalan yang melimpah.
Melihat kekuatan pasukan musuh yang begitu kuat, Iyadh bin Ghanam berkirim surat kepada Khalid bin Walid. Intinya, pasukan yang dipimpinnya tak mampu menembus basis pertahanan musuh karena jumlah pasukan amat kurang. Khalid yang ketika itu baru saja menguasai Ainul Tamar dalam Perang Ainul Tamar bersama 6.000 tentara bergegas menuju Daumatul Jandal.
Setibanya di Daumatul Jandal, Khalid membagi pasukannya menjadi dua bagian. Pasukan yang dipimpin Iyadh ditempatkan di timur, utara, dan barat Daumatul Jandal. Sedangkan, tentara yang dipimpin Khalid menempati bagian selatan yang berada di belakang Daumatul Jandal.
Dalam Perang Daumatul Jandal, pasukan tentara Islam menerapkan strategi yang berbeda dibanding perang-perang sebelumnya. Khalid kali itu menerapkan strategi bertahan. Strategi itu berhasil memancing emosi lawan. Lantaran bosan melihat tentara Islam tidak bergerak, pasukan kaum murtad yang dipimpin Judi bin Rabiah menyerang pasukan Khalid.
Sedangkan, pasukan yang dipimpin Ukaidar bin Abdul Malik menyerang tentara Islam di bawah komando Iyadh. Begitu musuh menyerang keluar, pasukan tentara Islam menyerang dari berbagai arah sehingga pasukan kaum murtad terdesak dan kembali ke Daumatul Jandal.
Pasukan yang dipimpin Iyadh berhasil menerobos gerbang Daumatul Jandal dan mampu mengalahkan musuh. Dalam pertempuran itu, sebanyak 10 ribu tentara kaum murtad tewas dan 2.000 tentara Muslim gugur sebagai syuhada. Iyadh juga gugur dalam pertempuran itu. Sejak itu, Daumatul Jandal dikuasai kaum Muslim.