REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG---Kepala Bidang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wilayah II di Lumajang, Jawa Timur, Anggoro Dwi Sujiharto, mengatakan dua pendaki Gunung Semeru (3.676 mdpl) tersesat. Semuanya dipicu karena mereka keluar dari jalur pendakian yang sudah ditentukan.
"Dua pendaki itu tersesat saat mengambil air di kawasan Sumbermani, lalu mereka berbelok ke arah kanan keluar dari jalur pendakian yang ditentukan dan terpisah dari rombongan, sehingga tersesat saat mencari jalan menuju ke jalur pendakian kembali," katanya.
Dua pendaki yang terpisah dari rombongan asal Surabaya yang berjumlah lima orang itu tersesat di jalur pendakian Gunung Semeru pada Sabtu (19/5) sore, namun mereka ditemukan dalam kondisi selamat oleh "porter" (penduduk setempat yang menjadi pemandu wisata) pada Ahad (20/5).
"Kami imbau para pendaki untuk mematuhi jalur pendakian yang sudah ditentukan oleh TNBTS agar tidak tersesat karena tim survei sudah membersihkan jalur pendakian Semeru itu, sedangkan jalur lain tidak dibersihkan," tuturnya.
Informasi yang didapat dari porter, lanjut dia, rombongan pendaki asal Surabaya itu masih beristirahat di Ranu Kumbolo dan selanjutnya akan turun ke pos petugas TNBTS di Desa Ranu Pani.
"Kami belum mendapat data lengkap dua pendaki yang tersesat dan berhasil ditemukan porter itu karena mereka masih dalam perjalanan menuju ke pos Ranu Pani," katanya.
Selain pendaki asal Surabaya, pendaki asal Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta juga dilaporkan tersesat di jalur pendakian Semeru karena pihak keluarga tidak bisa menghubungi pendaki yang bersangkutan.
"Pihak keluarga dari salah seorang pendaki khawatir karena sesuai jadwal seharusnya dia sudah turun dan keluarganya tidak bisa menghubungi telepon selulernya, namun setelah dicek oleh petugas TNBTS ternyata rombongan pendaki asal UII yang berjumlah 13 orang sudah turun dari pos TNBTS di Desa Ranu Pani menuju pos di Tumpang-Malang, sehingga mereka tidak tersesat," ucap Anggoro.
Untuk mengantisipasi tersesatnya para pendaki pemula, lanjut dia, pihak TNBTS akan menambah sejumlah rambu-rambu, baik rambu penunjuk arah maupun rambu larangan.
Jalur pendakian Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jatim, mulai dibuka sejak 9 Mei 2012, namun pendakian dibatasi hingga Pos Kalimati sehingga para pendaki dilarang melakukan pendakian ke puncak Semeru (Mahameru).
TNBTS juga memasang pengumuman tentang batas pendakian Semeru di Pos Kalimati sehingga para pendaki dilarang naik hingga ke puncak Semeru karena kawah Jonggring Saloko sewaktu-waktu dapat mengeluarkan letusan berupa material vulkanik.