Senin 21 May 2012 17:56 WIB

Terdakwa Meninggal, Pengeboman Lockerbie Tetap Misterius

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi, terdakwa pengeboman Lockerbie, ketika tiba kembali di Libya setelah dibebaskan dari penjara Skotlandia
Foto: AP PHOTO
Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi, terdakwa pengeboman Lockerbie, ketika tiba kembali di Libya setelah dibebaskan dari penjara Skotlandia

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pengeboman pesawat Pan Am Penerbangan 103 hampir 24 tahun lalu akan tetap menjadi misteri. Satu-satunya terdakwa kasus itu, Abdel Basset al-Megrahi, meninggal akibat kanker pada usia 60 tahun, Ahad (20/5) lalu, seperti dilansir Reuters.

Kematian pria asal Libya tersebut meninggalkan setumpuk pertanyaan tidak terjawab mengenai serangan dan kejadian di pesawat Pan Am itu. Hingga akhir hayatnya, Megrahi bersikukuh tidak mengakui dirinya bersalah. Ia menekankan dirinya hanyalah seorang eksekutif penerbangan, bukan agen intelijen Libya sebagaimana tuntutan jaksa kepadanya.

Peristiwa tersebut juga dikenal dengan Tragedi Lockerbie, karena saat itu pesawat meledak di udara saat melintas di Lockerbie, Skotlandia pada 21 Desember 1988. Sebanyak 270 nyawa melayang, 189 di antaranya adalah warga negara AS. Rumah dan kendaraan penduduk Lockerbie hancur dan menewaskan 11 penduduk lokal.

Ia dihukum karena diam-diam memasukkan koper berisi bom ke pesawat di Bandara Luqa, Malta, saat dirinya menjabat sebagai kepala operasi Maskapai Penerbangan Libya Arab. Koper tersebut kemudian dipindahkan di Frankfurt ke penerbangan lain dan dimasukkan dalam penerbangan Pan Am 103 di Bandara Heathrow, London, Inggris.