REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum ditemukannya Flight Data Record atau data penerbangan pesawat nahas Sukhoi Superjet 100 tidak akan menunda proses investigasi. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Tatang Kurniadi, menegaskan itu adalah kesepakatan antara tim KNKT Indonesia dan Rusia.
"Ada kesepakatan investigasi jalan terus tanpa FDR kalau belum ditemukan,"ungkap Tatang saat jumpa pers di kantor KNKT, Jakarta, Senin (21/5). Tatang mengakui kalau peran FDR akan menjadi penting untuk menyusun laporan KNKT. Oleh karena itu, tuturnya, KNKT masih berharap tim SAR gabungan meneruskan pencarian kotak hitam tersebut.
Tatang menjelaskan konsultasi akan dilakukan selama proses investigasi selesai. Oleh karena itu, tuturnya, pihak Indonesia dan Rusia menandatangani satu protokol untuk konsultasi tersebut. Prosedur tersebut, ujarnya, dimulai dengan memberikan Berita Acara Pemeriksaan 53 pecahan yang ada di KNKT kepada tim Rusia. "Hari ini akan memberikan BAP 53 pecahan yang ada di KNKT,"ujarnya.
Tatang menjelaskan protokol ini harus diperlakukan sesuai dengan standar International Civil Aviation Organization. Oleh karena itu, tuturnya, protokol tersebut harus dimengerti mendalam oleh investigator meski tidak akan dimengerti mendalam oleh publik.