REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- General Manager PT (Persero) Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Gerrit N Mailenzun mengatakan pembangunan bandara ini diperkirakan menelan biaya Rp600 miliar.
"Penghitungan kami, biaya pembangunan bandara termasuk fasilitas seperti terminal kedatangan dan keberangkatan beserta seluruh sarana dan prasarana pendukungnya mencapai Rp600 miliar," katanya di Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan penghitungan biaya Rp600 miliar itu berdasarkan asumsi biaya konstruksi per meter persegi sebesar Rp12 juta dengan luasan bangunan yang disiapkan mencapai 50.000 meter persegi. Menurut dia, konsep awal direncanakan pembangunan bandara termasuk seluruh fasilitas didalamnya seluas 36.600 meter persegi tetapi diusulkan menjadi 60.000 meter persegi.
"Namun, kemungkinan luasan bangunan yang disetujui seluas 50.000 meter persegi sehingga anggaran yang dibutuhkan dengan asumsi biaya konstruksi Rp12 per meter maka mencapai Rp600 miliar," ungkapnya.
Dijelaskan, penambahan luasan bangunan bandara yang saat ini memasuki tahap pembebasan tanah diharapkan mampu menampung penumpang sebanyak 5 juta orang per tahun. "Pertumbuhan penumpang terus meningkat setiap tahun sehingga diharapkan luasan bangunan mampu menampung 5 juta orang per tahun dan diharapkan masih aman hingga empat tahun ke depan," ujarnya.
Disebutkan, pertumbuhan penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara melalui Bandara Syamsudin Noor setiap tahun mengalami peningkatan signifikan sehingga dibutuhkan penambahan luasan bandara dan fasilitasnya.
Untuk tahun 2010, jumlah penumpang yang menggunakan jalur transportasi udara mencapai 2,5 juta orang dan meningkat menjadi 3,4 juta orang yang tercatat sepanjang 2011.
"Perkiraan kami, jumlah penumpang hingga akhir tahun 20122 mencapai 3,5 juta orang dan angka itu bisa tercapai apalagi hingga akhir April jumlah penumpang sudah mencapai satu juta orang," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mengharapkan rencana pengembangan bandara mendapat dukungan seluruh pihak termasuk pemilik tanah yang masuk dalam areal pengembangan bandara kebanggaan masyarakat Kalsel itu.
"Proses pembebasan tanah terus berjalan dan sudah memasuki pembayaran ganti rugi kepada pemilik tanah yang bersedia menjual tanahnya sehingga kami sangat berterimakasih atas kesediaan warga itu," katanya.