REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Melewati Triwulan I 2012, Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan pertumbuhan yang sangat baik. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan laba bersih. Laba bersih BSM pada akhir Maret 2012 sebesar Rp192,72 miliar, naik 42,87% dibandingkan laba bersih BSM akhir Maret 2011 sebesar Rp 134,89 miliar.
Penyumbang terbesar terhadap kenaikan laba bersih adalah pendapatan margin dan bagi hasil. Pendapatan margin dan bagi hasil BSM pada akhir Maret 2012 mencapai Rp 1,07 triliun, naik 24,76%, dibandingkan posisi Maret 2011 sebesar Rp 860 miliar.
Pendapatan margin dan bagi hasil itu bersumber dari pembiayaan yang disalurkan BSM. Per Maret 2012, BSM menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 37,44 triliun, naik 38,21% dibandingkan pembiayaan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp27,09 triliun.
BSM terus berusaha meningkatkan kinerja bisnisnya. Dari sisi aset, BSM mencatatkan pertumbuhan signifikan. Hingga akhir Maret 2012, aset BSM telah mencapai Rp 49,62 triliun (unaudited). Nilai tersebut, naik 36,80%, dibandingkan aset BSM per Maret 2011 sebesar Rp36,27 triliun. Peningkatan aset itu ditopang meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK BSM semula pada Maret 2011 Rp 32,23 triliun, naik 33,15% menjadi Rp 42,91 triliun pada Maret 2012.
Per Mei 2012, outlet BSM mencapai 699 outlet terdiri atas 128 Kantor Cabang, 424 Kantor Cabang Pembantu, 46 Kantor Kas, 9 Konter Layanan Syariah, dan 92 Payment Point.
BSM tetap fokus pada sektor UMKM. Per Maret 2012, porsi pembiayaan nonkorporasi 73,34% dan porsi pembiayaan korporasi 26,66%.