REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Korea Selatan (Korsel) berencana menggelontrokan lebih dari 2 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan guna membeli ratusan rudal baru untuk mengatasi ancaman dari Korea Utara (Korut), Selasa (22/5).
Dilansir dari koran Chosun Ilbo, Presiden Korsel Lee Myung-Bak pada pertemuan tingkat menteri 28 April lalu menyetujui anggaran sebesar 2,5 triliun won atau senilai 2,14 miliar dolar AS bagi proyek kementerian pertahanan. Dana itu untuk membeli 500-600 rudal baru. Kantor berita Yonhap juga memuat laporan serupa.
Kementerian pertahanan menolak mengkonfirmasi laporan itu. Seperti dilansir AFP, mereka hanya mengatakan bahwa Korsel perlu memperkuat kemampuan rudalnya.
Pertemuan tersebut merespons peluncuran roket jarak jauh Korut pada 13 April dan ancaman yang berulang-ulang terhadap pemerintah konservatif Korsel. Dikutip Chosun Ilbo, sumber pemerintah mengatakan, kementerian pertahanan membuat permintaannya rudal baru mengingat ancaman provokasi dari Korut sejak pemimpin baru Kim Jong-Un mengambil alih kekuasaan.
Pada tanggal 19 April, Korsel meluncurkan sebuah rudal jelajah baru yang dijuluki Hyunmu-3. Rudal dapat menempuh jarak hingga 1.500 kilometer (937 mil) dan mampu menghancurkan target seperti rudal dan pangkalan nuklir di Korea Utara.
Chosun mengatakan militer ingin meningkatkan jumlah rudal jelajah Hyunmu-3 dan jumlah rudal balistik Hyunmu-2 yang memiliki jangkauan 300 kilometer. Chosun mengatakan, rudal tersebut digunakan untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Korut, Rodong, dan markas rudal Scud, senjata biokimia, fasilitas komando, dan pangkalan angkatan udara.
Para pejabat militer mengatakan Korut memiliki sekitar 800 rudal. Di antaranya ada sekitar 600 rudal Scud yang mampu menghantam sasaran di Korea Selatan, dan wilayah Jepang. Sisanya adalah jenis rudal Rodong-1 yang bisa mencapai Tokyo.