REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video porno yang diduga diperankan anggota DPR diragukan keasliannya. Video tersebut diduga sudah diedit, sehingga tidak asli lagi. Dugaan ini didasarkan adanya blank spot di dalam video itu. Kemudian di sebelah kiri tayangan ada bagian hitam. "Ada kemungkinan sudah diedit," ujar Pakar Teknologi Informasi, Ruby Alamsyah, di Jakarta, Selasa (22/5)
Ruby menambahkan, dirinya sudah memaparkan hasil analisa dengan metode pengenalan wajah. Namun hasil analisanya kurang optimal karena resolusi gambar kecil. "Kalau dengan digital forensik, kami harus dapatkan bukti yang asli," katanya.
Untuk mendapatkan hasil optimal, lanjut dia, seharusnya menggunakan metode pelacakan video. Dengan metode itu bisa didapatkan video asli sekaligus pengunggah ke internet. "Teknik ini saya terapkan saat kasus video porno yang Luna Maya dan Ariel, saya bisa mendapatkan seluruh peng-upload di internet," tuturnya.
Pihaknya enggan menyebutkan apakah video itu asli atau tidak. "Biar BK yang menyatakan itu. Jangan saya," imbuhnya. Untuk memenuhi permintaan BK DPR terkait keaslian video, Ruby mengaku membutuhkan waktu. Sebab, harus ada proses diskusi untuk lebih meyakinkan keaslian video tersebut.
Pakar IT lainnya, Abimayu Wachjoewidajat, memastikan video yang beredar di masyarakat itu hasil suntingan. "Ada gambar asli yang digeser, sehingga kepala si pria hilang," kata dia.
BK bersama dua pakar telematika tersebut melihat video porno tersebut dalam sidang di Jakarta. Kemudian BK meminta keterangan dari ahlinya. "Kalau kita dengarkan keterangan dalam sidang harus kita dengarkan, lihat bersama-sama di sidang BK. Kemudian akan kita mintai keterangan pandangan ahli terkait hasil," kata Ketua BK DPR, M Prakosa sebelum sidang.
Setelah itu, BK akan memanggil pihak terkait. Politisi PDIP ini menyatakan, jika terbukti, maka pelaku bisa dikenai pasal berlapis seperti melanggar kode etik.
video adegan seks itu beredar di situs skandal.kilikitik.net menggegerkan publik beberapa hari belakangan ini. Itu karena wajah salah satu pelaku di dalamnya menyerupai seorang anggota DPR.