REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Wanita muslim yang tergabung dalam tim angkat besi Uni Emirat Arab (UEA) siap membuat sejarah baru di Olimpiade London. Mereka merupakan kontingen angkat besi pertama yang mentas di kompetisi internasional tersebut mengenakan jilbab.
"Kami adalah negara pertama dimana atlit kami di tutupi, mengenakan pakaian Muslim," ungkap Jassim Abdulrahman Al-Awazi, anggota dewan untuk Emirates Weightlifting Federation dan GCC Weightlifting Organization, pada harian asal Uni Emirat Arab, The National, Senin, 21 Mei 2012.
Lifter UEA, yang mendapat kesempatan berlaga di ajang Olimpiade London-berlangsung 27 Juli hingga Agustus 2012-kini memang bisa bernafas lega. Mereka dipastikan bisa turun dalam kompetisi tersebut mengenakan jilbab.
Kabar gembira ini menyusul perubahan peraturan dari International Weightlifting Federation (IWF) yang membolehkan pakaian tertutup saat bertanding.
Peraturan IWF sebelumnya mengharuskan para lifter menggunakan pakaian (kostum khusus) tanpa kerah dan tidak boleh menutupi sikut atau lutut.
Namun pada Juli 2011, federasi angkat besi internasional tersebut memodifikasi peraturannya untuk mengakomodir umat Muslim, dengan memperbolehkan penggunaan jilbab.
"Hal itu sangat berharga bagi negara Muslim, ketika isu tersebut dimunculkan," kata Al Awazi. "Itu tidak dipaksakan, itu adalah pilihan bagi atlit jika mereka ingin mengenakannya (jilbab)."
Jilbab pernah bersinar di Olimpiade Beijing pada 2008. Banyak atlet muslimah mematahkan stereotipe barat, membuktikan kalau mengenakan penutup aurat bukan halangan untuk berprestasi dalam kehidupan maupun olahraga.
Seperti dilansir onislam.net, selama pertandingan itu di gelar, tercatat enam atlet berkerudung asal Mesir, tiga atlet Iran, seorang atlet Afghanistan dan seorang atlet Yaman turun dalam nomor lari, dayung, taekwondo dan memanah.