REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI menilai timnas Indonesia telah bermain maksimal di turnamen An-Nakbah di Palestina. Sekalipun kalah dari tim tuan rumah Palestina, perjuangan Irfan Bachdim cs tetap diapresiasi.
“Kalau melihat dari target yang dicanangkan yakni lolos ke semifinal, anak-anak berhasil menuntaskannya. Memang pada akhirnya di semifinal kita harus kalah,” ujar penanggungjawab timnas Bernahrd Limbong.
Namun Limbong memandang kekalahan timnas diliputi faktor ketidak-beruntungan. Krisis pemain dijadikannya sebagai salah satu penyebab timnas kalah.
“Kemarin kita tidak bisa memainkan banyak pemain karena cidera. Praktis hanya ada satu pemain cadangan. Tapi kita tetap memberi apresiasi pada penampilan Palestina yang bermain penuh semangat,” terangnya.
Timnas dibawah asuhan Nil Maizar harus mengakui keunggulan tuan rumah Palestina 1-2 dalam laga semifinal An-Nakbah di Palestina, meski permainan tim merah putih cukup ekspresif. Tim Merah Putih unggul lebih dulu ketika Irfan Bachdim berhasil mencuri bola dan melepaskan tendangan di menit 13. Namun di menit 38 Palestina berhasil menyamakan kedudukan lewat titik putih.
Di babak kedua, Palestina yang tampil di hadapan publiknya sendiri terus menggempur pertahanan Indonesia. Hasilnya Roberto Kettlun pada menit ke-66 mampu menjebol gawang Endra Prasetya sehingga membuat Palestina unggul menjadi 2-1. Skor ini tetap bertahan hingga pluit tanda babak kedua berakhir dibunyikan.
Kedepannya, lanjut Limbong, timnas tetap akan dipersiapkan untuk melakoni sejumlah uji coba. Agenda terdekat adalah laga pemanasan Piala AFF melawan Filipina di Manila pada 5 Juni mendatang.
“Kami harapkan kedepannya setiap pemain diperkenankan untuk memperkuat klub tanpa dipersulit oleh pihak manapun,” pungkasnya.