REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dubes AS Scott Marciel menyatakan pihaknya ikut terlibat membicarakan rencana konser aktris asal negaranya, Lady Gaga. Pihaknya selalu percaya akan kebebasan ekspresi, begitu juga dengan Indonesia.
"Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang mengenai toleransi dan keterbukaan," jelasnya, di Jakarta, Rabu (23/5). Pihak keamanan darinya juga telah berkomunikasi dengan Polri untuk membicarakan masalah rencana konser tersebut.
Pihaknya membiarkan Warga Indonesia memutuskan apakah Lady Gaga boleh menunjukkan keahliannya berseni di Indonesia. Namun demikian, pihaknya berharap pendapat dan pandangan warga Indonesia secara keseluruhan didengar.
"Tidak hanya dari kelompok kecil," jelasnya.
Pihaknya menyatakan percaya terhadap kebebasan berekspresi dan toleransi. Artis atau seniman dianggapnya sebagai simbol kebebasan berekspresi sehingga perlu dijaga sebagai simbol kebebasan dan toleransi.
Mabes Polri hingga saat ini masih menunggu pihak promotor konser Lady Gaga untuk memenuhi segala persyaratan. Jika sudah lengkap, Mabes Polri akan menyerahkan dokumen tersebut ke Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri untuk meminta masukan atau rekomendasi untuk mengeluarkan izin tersebut.
Konser Lady Gaga saat ini menimbulkan polemik, pasalnya sebagian kelompok masyarakat melakukan penolakan terhadap acara tersebut. Konser Lady Gaga direncanakan digelar 3 Juni 2012 mendatang.