REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja menyampaikan keberatannya terkait konser Lady Gaga. Salah satu alasan dibalik sikap tersebut adalah karena lirik lagu Gaga dianggap mengandung hal yang bertentangan dengan Pancasila.
Hal tersebut disampaikan Sekjen DPP PPP, M Romahurmuziy seusai melaksanakan pertemuan dengan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri di Jakarta, Kamis (24/5).
"Kita baru saja melakukan audiens dengan Kabareskrim dan Kabag Hukum. Pada prinsipnya kita menyampaikan keberatan terhadap konser Lady Gaga," kata Romahurmuziy. "Ada sejumlah pertimbangan termasuk kita sampaikan dalam surat resmi kepada Kapolri,"
Salah satu pertimbangan tersebut, kata Romahurmuziy, adalah syair lagu Lady Gaga yang menurutnya bertentangan dengan Pancasila.
"Karena dia (Lady Gaga, red) mempromosikan kaum homo seksualitas dan anti religius dan paham faham transgender yang tidak sesuai kepribadian bangsa," ungkapnya.
Pertimbangan lainnya menurut Romahurmuziy adalah terkait faktor keamanan. Jika konser Gaga diteruskan, dikhawatirkan akan membuat kondisi tidak kondusif. Perang ideologi maupun budaya, menurutnya, juga menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian PPP.
"Kita tidak bisa membiarkan Indonesia menjadi ladang masuknya budaya yang tidak sesuai dengan kita. Untuk itu pemerintah dalam hal ini Polri yang memberikan ijin harus menjadi pengayom. Jadi meskipun Lady Gaga mau menyesuaikan konsekuensi yang telah disepakati, saya rasa tidak akan menutupi substansi yang akan dibawakan," kata Romahurmuziy.
PPP juga meminta agar Polri tetap teguh tidak memberikan ijin konser. Sementara promotor, kata dia, juga diharap menyelesaikan tanggung jawabnya mengembalikan tiket.
Konser Lady Gaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, 3 Juni 2012 memang hampir dipastikan gagal setelah Polri menolak memberikan rekomendasi terkait izin penyelenggaran.
Promotor konser Lady Gaga mengklaim tiket yang terjual sebanyak 50.000 lembar sejak 10 Maret 2012.