REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Beberapa titik di teroritori perairan Indonesia masih rawah dilanggar kapal asing salah satunya perairan utara Biak dan Manokwari, Papua. Kawasan perairan itu hingga saat ini rawan bagi berbagai kegiatan ilegal yang dilakukan kapal-kapal berbendera asing.
Komandan Lantamal X Laksamana Pertama TNI, FX Agus Susilo di Jayapura, Jumat (25/5), hingga saat ini perairan di sekitar kedua wilayah yang berada di dua provinsi berbeda di tanah Papua rawan dengan berbagai kegiatan ilegal yang dilakukan kapal berbendera asing.
Perairan utara Manokwari, Provinsi Papua Barat, misal, rawan dengan kapal-kapal dari Filipina. Sedangkan perairan utara Biak, Provinsi Papua biasanya menjadi sasaran bagi kapal-kapal penangkap ikan milik China yang memiliki pangkalan beroperasi di Palau.
Menurut Dan Lantamal Laksamana Pertama Agus Susilo, wilayah utara Biak sering kali dijadikan tempat bagi kapal kapal penangkap ikan berbendera China untuk melakukan aktifitas terutama di "zona hijau" dimana kawasan tersebut belum dapat dipastikan apakah masuk dalam wilayah Indonesia atau Palau.
"Biasanya kapal kapal yang berada di perairan tersebut adalah kapal yang berukuran besar," jelas Laksamana Pertama FX Agus Susilo. Ia mengakui, pihaknya dalam melakukan patroli saat ini terkendala terbatasnya dukungan sehingga tidak dilakukan sesering mungkin, misalnya karena terbatasnya BBM.
Walaupun ada keterbatasan pengadaan BBM, pihaknya tetap berupaya melakukan patroli pengamanan di wilayah perairan Indonesia, kata Agus Susilo seraya menambahkan, saat ini tercatat 14 kapal patroli yang berada di Sorong dan Manokwari.
Saat ini di wilayah kerja Lantamal X Jayapura yang membawahi tiga pangkalan TNI AL yakni Lanal Biak, Sorong dan Lanal Manokwari serta satu fasharkan di Manokwari.