Jumat 25 May 2012 14:03 WIB

11 Dubes Rayakan Hari Afrika di Jakarta

Pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AU)
Foto: defenceweb.co.za
Pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AU)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebanyak 11 duta besar dan perwakilan resmi negara Afrika merayakan 49 tahun terbentuknya Organisasi Persatuan Negara-negara Afrika atau Uni Afrika (AU) di Kantor Perum LKBN ANTARA Jakarta, Jumat.

Dalam perayaan tersebut, Ketua Kelompok Negara Afrika di Indonesia, Alice Mageza, mengatakan bahwa pada perayaan kali ini AU mengambil tema "Mendorong Perdagangan Intra-Afrika".

"Uni Afrika dibentuk untuk membangun kemitraan antara setiap pemerintah negara anggota dengan semua segmen masyarakat, serta membangun kerja sama dengan seluruh negara di internasional," kata Alice Mageza, yang juga Duta Besar Zimbabwe untuk Indonesia,di Jakarta.

Dalam hubungannya dengan Indonesia, Uni Afrika memiliki kemitraan yang berakar dari perhelatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.

"Dalam konteks ini, Afrika menganut semangat Bandung dan menjangkau negara sahabat, seperti Indonesia dan sejumlah negara Asia yang lain," katanya.

Sementara itu, wartawan senior ANTARA Parni Hadi mengatakan bahwa upaya pemeliharaan suatu hubungan memang lebih sulit dibandingkan dengan membentuk suatu kemitraan.

Parni mengatakan bahwa KAA di Bandung pada 49 tahun yang lalu itu merupakan awal tonggak sejarah yang baik untuk hubungan antara Afrika dan Indonesia. Oleh karena itu, Parni menganjurkan adanya organisasi jurnalis Asia-Afrika guna memelihara kemitraan dan kerja sama kedua belah pihak.

Sejumlah hubungan kemitraan internasional yang dimiliki oleh Uni Afrika antara lain Kerja Sama Selatan-Selatan, Gerakan Non Blok, Kerja Sama China-Afrika, dan Kemitraan India-Afrika.

Setiap 25 Mei diperingati sebagai perayaan Hari Afrika, untuk merayakan terbentuknya Organisasi Persatuan Negara Afrika (OAU) atau dikenal Uni Afrika (AU) pada 1963.

Uni Afrika memiliki 54 negara anggota, termasuk Sudan Selatan yang menjadi negara terbaru yang bergabung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement