REPUBLIKA.CO.ID, Paris yang cantik lagi-lagi dipilih menjadi latar film animasi. “A Monster in Paris” menjadi film animasi terbaru yang mengambil kota cinta itu sebagai latar. Film arahan Bibo Bergeron ini adalah film animasi terbaru keluaran Prancis.
Memiliki judul asli “Un monstre a Paris”, film ini dikemas dalam dua versi, satu versi film asli, satu lagi dalam versi 3D. Perjalanan menyusuri Kota Paris di film ini dimulai dengan dokumenter mengenai banjir Seine di Pranics pada 1910.
Raoul (Gad Elmaleh) adalah sopir pengiriman barang yang berpembawaan riang dan menyenangkan. Bersama dengan kendaraan pujaannya yang ia panggil Catherine, ia selalu bepergian menjalani tugasnya denga riang gembira.
Raoul memiliki teman bernama Emile (Sebastien Desjours), yang merupakan seorang proteksionis, pemalu, memiliki semangat tinggi untuk dunia perfilman. Emile ini diamdiam sangat menyukai si cantik Maud (Ludivine Sagnier) tapi dasar pemalu, ia tidak pernah punya untuk mengakui perasaannya yang sebenarnya.
Di sisi lain Kota Paris, juga hidup Lucille (Vanessa Paradis), teman masa kecil Raoul dan seorang penyanyi kabaret di klub L’Oiseau Rare. Meskipun ia adalah seorang penyanyi yang sukses, bibinya selalu menjodohkan dia dengan Maynott (Francois Cluzet), kepala polisi yang selalu terobsesi oleh jabatan dan benar-benar berkelakuan menyebalkan.
Satu malam, Raoul dan Emile ditugasi mengirimkan barang ke Kebun Raya. Sampai di sana, ternyata sang profesor yang seharusnya menerima kiriman tak tampak batang hidungnya.
Tergoda oleh rasa penasaran yang bergelora, Raoul pun tak mau melewatkan kesempatan untuk menelusuri laboratorium sambil melihat-lihat. Tidak sengaja, ia menyatu kan campuran dengan benda seperti pupuk bunga matahari, lalu tak lama kemudian tumbuh bunga, terus menjadi mata, dan terciptalah monster yang berhasil membuat panik banyak orang.
Momen kehadiran monster ini justru dianggap sebagai kesempatan emas dimanfaatkan oleh Maynott. Memanfaatkan rasa takut warganya, ia berjanji akan menangkap dan memusnahkan monster tersebut dari Paris. Tujuannya, sekalian kampanye agar bisa menjadi wali kota Paris.
Di lain tempat Lucille yang baru usai tampil tiba-tiba mendapati monster tersebut di depan rumahnya. Awalnya Lucille takut bukan kepalang, tapi begitu mendengar suara merdu si monster, Lucille langsung terpukau. Meski hakikatnya ia adalah monster tapi makhluk yang akhirnya diberi nama Francoeur ini berhati baik dan menyenangkan untuk diajak berteman.
Ajakan untuk tampil duet di panggung dan menghibur warga Paris pun diajukan Lucille padanya. Tak lama, keduanya pun langsung membentuk ‘duet maut’ yang suara indahnya mengisi film berdurasi 90 menit ini.
Sayang, Maynott masih juga keukeuh mem buru monster untuk cari muka kepada masya rakat calon pemilihnya. Dengan tekad baja, May nott tidak kenal menyerah berusaha me musnahkan monster yang semakin hari makin leng ket dengan Lucille ini.