REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Modus penipuan lewat telepon genggam kembali terjadi dengan cara baru. Biasanya penipuan tersebut hanya lewat sms, seperti minta diisikan pulsa, menang hadiah, dan tawaran bisnis.
"Tadi ada yang menghubungi telepon genggam saya. Bersuara wanita mengatakan tolong ma.. Tolong ma.. Lalu berganti suara pria yang berbicara bahwa anak saya terkena razia," kata Sri, korban penipuan tersebut ketika ditemui di rumahnya di Ciledug, Tangerang, Ahad (27/5).
Sri langsung panik karena mengira suara wanita tersebut adalah anaknya. "Langsung saya telepon ternyata di kantor," katanya. Kebetulan anaknya sedang masuk kerja pada hari Ahad. Sri sempat deg-degan pada saat kejadian tersebut.
Penipu tersebut berpura-pura sebagai polisi yang bisa mempermudah kasus yang terjadi pada anak bohongannya itu."Saya alat negara dan bisa membebaskan anak anda silahkan transfer Rp100 juta ke rekening ini,"kata Sri menirukan polisi gadungan tersebut.
Saat Republika menghubungi nomor (085763444371) yang menelepon Sri. Terdengar seorang pria yang menjawab. Tetapi langsung ditutup. Ketika ditelpon kedua kalinya tidak diangkat-angkat.
Kejadian ini sangat membuat Sri terkejut. Sampai dia langsung menelepon anaknya yang sedang bekerja. Walaupun tidak ada kerugian material kejadian ini tetap saja merugikan.
Tidak memandang umur. Semua umur bisa terkena. “Kakekku pernah ketipu penipuan semacam ini,” kata Intan, seorang bankir di salah satu bank.
Sebelumnya banyak modus penipuan lewat telepon yang bermacam-macam. Mulai dari undian berhadiah, minta diisikan pulsa, menginfokan kerabat kecelakaan dan lainnya.