Selasa 29 May 2012 23:23 WIB

Bahjat Al-Majalis, Sastra Arab nan Sarat Etika (4-habis)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Kitab (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kitab (ilustrasi).

Alim yang disegani

Dilahirkan dari keluarga yang terkenal cinta ilmu, Ibnu Abd Al-Barr, tumbuh berkembang sebagai sosok alim. Sang ayah, Abdullah bin Muhammad, tersohor dengan kemahirannya di bidang fikih. Ia dikenal juga, sebagai mujtahid.

Bentuk kehausan Ibnu Abd Al-Barr terhadap ilmu diwujudkan dengan berguru kepada tokoh-tokoh terkemuka di Cordova. Ia memang belum pernah keluar dari tanah kelahirannya tersebut. Ia hanya belajar di daerah-daerah tak jauh dari tempat tinggalnya. Dari wilayah bagian timur hingga barat negeri Andalusia.

Tak hanya di bidang fikih, tokoh yang berlatarbelakang Mazhab Maliki itu mumpuni di segala disiplin ilmu. Ia cakap mengkaji hadis, tata bahasa, sastra, ilmu logika, dan tak ketinggalan tafsir. Sejumlah nama ulama terkemuka, masuk ke dalam deretan gurunya. Antara lain Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Al-Baji, tokoh yang mahir di bidang hadis.

Selain itu, Ibnu Abd Al-Barr, pernah berguru ke Ahmad bin Abd Al-Malik bin Ibrahim As-Isybli, seorng mufti negeri. Pengetahuannya yang luas itu dan kematangan berpikir sekaligus bermetodologi, menjadikannya sebagai figur yang independen, dan matang secara intelektual. Background Mazhab Maliki tak membuatnya bersikap taklid. Justru sebaliknya, ia mengecam taklid. 

Kedaulatan berpikirnya tersebut tertuang di berbagai karya-karyanya. Sebagian besarnya, masih berbentuk manuskrip yang belum disalin ulang naskahnya. Diantaranya Al-Ajwibah Al-Mau'ibah fi Al-Masail Al-Mustaghribah fi Kitab Al-Bukhari, Akhbar Aimmat Al-Amshar, Ikhtishar Tarikh Ahmad bin Said bin Hazm Al-Baluthi, dan Ikhtishar Kitab At-Tamyiz. 

Torehan karya itu pula yang menempatkan Ibnu Abd Al-Barr disegani oleh handai tolan. Kepakarannya mendapat pengakuan banyak kalangan, tak terkecuali di bidang hadis. Abu Al-Walid pernah berujar tentang kualitas keilmuan Al-Barr, “Belum terdapat pakar sekaliber Abu Umar di Andalusia yang mahir di bidang hadis.”

Ibnu Al-Barr juga mendapat apresiasi terkait keadalaman ilmu yang dimilikinya. Pengarang kitab Tartib Al-Madarik pernah memujinya, bahwa di bumi Andalasuia, selain Qasim bin Muhammad dan Ahmad bin Khalid, hanya Ibnu Abd Al-Barr yang pantas menggantikannya. “Setelah Khalid, Ibnu Abd Al-Barr berada di urutan kedua,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement