REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Globalisasi, umumnya berbanding lurus dengan terpinggirkannya kaum-kaum marginal. Kondisi itulah yang kini menimpa suku Kubu atau yang juga dikenal dengan 'Suku Anak Dalam' atau 'Orang Rimba' di Jambi.
Kehidupan terkini itulah yang menghentakkan hati banyak pihak untuk mencoba membantu mengangkat posisi Suku Anak Dalam Jambi agar tak termaginalkan modernisasi. Salah satunya adalah yang dilakukan Nasionalis.com dan Forum Revolusi Moral.
Dua nama yang seakan 'wah' bagi kaum marginal. Tapi, secara praksis tindakannya begitunya nyata. Lihat saja aksinya yang diberikan kepada Suku Anak dalam Jambi. Melalui musik, dua komunitas tersebut 'melantunkan rupiah'.
Sederhananya, seperti acara amal dengan metode bermusik. Meskipun, musik yang didendangkan sedikit terdengar bising dan grup yang membawakannya tidak setenar yang dikenal publik, seperti Black Waters, Delay Monday dan Meet the Souzann. Namun acara yang dihelat di Kafe Toejoeh, Kemang pada Sabtu (5/5) malam itu begitu menyedot antusiasme publik yang besar.
Bagi Muhammad Ilham, selaku penggagas acara, 'lantunan rupiah' yang coba digelarnya adalah buktinya nyata dari kepedulian sesama anak manusia yang ingin merasakan kehidupan yang layak secara bersama-sama dan merata.
"Ini salah bentuk people care. Kita tidak peduli langkah ini dinilai sama dengan pemerintah atau pihak lainnya. Namun, yang pasti, ini adalah bentuk nyata kita terhadap kegetiran Suku Anak Dalam di Jambi," ujarnya kepada Republika.
Kenapa dengan lantunan musik, ia mengaku hanya itulah 'senjata' yang bisa ia gunakan untuk dapat memberdayakan Suku Anak Dalam di Jambi. "Banyak sarana yang bisa diwujudkan untuk memberikan empati kita terhadap orang lain. Tapi, yang kami bisa hanya dengan bermusik. Mungkin dengan ini dapat mengurangi sedikit," katanya penuh harap.
Tidak hanya musik, juga diputarkan video yang mengilustrasikan kehidupan terkini Suku Anak Dalam Jambi. Video dokumenter tersebut mengupas (mungkin) sisa-sisa semangat Suku Anak Dalam Jambi yang masih membara hingga saat ini.
Ilham menjelaskan, bagi para pengunjung yang mengikuti acara dikenakan biaya. Nah, sekitar 70 persen dari biaya masuk itulah yang akan disalurkan kepada suku anak Jambi. Selain itu para pengunjung mendapat minuman ringan dan makanan kecil.
Dana-dana yang terkumpul tersebut akan diserahkan kepada Suku Anak Dalam Jambi. Tentu, melalui Sokola Anak Jambi asuhan Butet Manurung, yang memang telah 'concern' mengawal proses pembangunan Suku Anak Dalam Jambi.
Acara tersebut, ditambahkan dia, merupakan yang pertama dilakukannya. Bahkan, akan menjadi agenda rutin pada bulan-bulan berikutnya. Pada agenda selanjutnya juga akan bersinergi langsung dengan Sokola Anak Jambi.
Suku Kubu atau juga dikenal dengan 'Suku Anak Dalam' atau 'Orang Rimba' adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200 ribu orang.
Saat ini kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan makin hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatra Selatan akibat pembabatan hutan yang tidak bertanggung jawab, dan proses-proses marginalisasi yang dilakukan pemerintah dan dominasi yang ada di Jambi dan Sumatra Selatan.