REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelajar dan santri yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mengecam pemberian grasi untuk "ratu" ganja asal Australia, Schapelle Leigh Corby.
"Itu (grasi untuk Corby) keputusan tidak tepat dan mencederai gerakan generasi muda antinarkoba," kata Ketua Umum PP IPNU Ahmad Syauqi dalam siaran pers di Surabaya, Rabu.
Pihaknya banyak menerima desakan dari kalangan pelajar dan santri di bawah binaan IPNU maupun dari kalangan pelajar lain untuk mengecam grasi yang merupakan hak prerogatif Presiden. "Grasi memang hak prerogatif Presiden, tapi para pelajar dan santri menilai pemberian grasi untuk Corby sangat tidak beralasan, mengingat kita sedang gencar mengampanyekan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Itu sungguh sangat disayangkan," katanya.
Apalagi, berbagai negara justru tidak memberi ampun kepada pengedar narkoba. "Jadi, grasi itu sangat melukai idealisme para aktivis antinarkoba dan generasi muda yang kerap menyatakan 'say no to drugs'," katanya.