Rabu 30 May 2012 21:51 WIB

Palestina di Bawah Kekuasaan Islam (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu sudut Kota Yerusalem, Palestina.
Foto: tripadvisor.com
Salah satu sudut Kota Yerusalem, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Kekhalifahan Islam dipegang oleh Dinasti Umayyah, Palestina menjadi salah satu wilayah yang diperebutkan di antara para keturunan keluarga Harb bin Umayyah dengan keluarga Abi Al-As bin Umayyah.

Saat Marwan bin Hakam (Marwan I) diangkat menjadi khalifah untuk menggantikan Khalifah Muawiyah II, Palestina berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh keturunan keluarga Abi Al-As. Khalifah Marwan I sendiri merupakan keturunan Umayyah dari garis Abi Al-As.

Pada saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah menggantikan ayahnya, Khalifah Marwan I, ia mempersiapkan pembangunan Masjid Kubah Batu. Masjid ini mulai dibangun pada akhir abad ke-7 M.

Sementara pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I), ia memerintahkan pembangunan kembali Masjid Al-Aqsha. Dinasti Umayyah menguasai Palestina dari kurun waktu 661-750 M.

Setelah jatuhnya Dinasti Umayyah, penguasaan wilayah Palestina beralih ke tangan Dinasti Abbasiyah yang mulai berkuasa tahun 750 M. Ini merupakan awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah dari Baghdad di Palestina.

Pada saat Khalifah Al-Mutawakkil—khalifah ke-11 Dinasti Abbasiyah—memerintah, ia menunjuk putranya, Al-Muayyad, menjadi gubernur di Palestina dan Suriah.

Pada tahun 969 M, Dinasti Fathimiyah yang berkuasa di Afrika Utara, Mesir, dan Suriah, berhasil menguasai wilayah Palestina. Dinasti Fathimiyah secara resmi mengumumkan bahwa mereka adalah khalifah tandingan Dinasti Abbasiyah.

Kemudian di tahun 1071 M, penguasaan atas Yerusalem dan beberapa daerah Palestina, kecuali Askalon, beralih ke Dinasti Seljuk. Dengan dikuasainya wilayah Palestina oleh Dinasti Seljuk, secara resmi Yerusalem kembali lagi ke dalam pelukan pemerintahan Dinasti Abbasiyah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement