Perang Salib
Ketika Perang Salib pertama berkecamuk, pasukan tentara Salib yang berasal dari berbagai negeri Eropa berhasil menaklukkan Palestina pada tahun 1099 M. Penaklukan wilayah Palestina oleh tentara Salib ini dimulai dari Kota Yerusalem.
Setelah dikepung hampir 1,5 bulan lamanya, pasukan Kristen di bawah Godfrey dari Bouillon, Robert II dari Flanders, Raymond IV dari Tolouse dan Tancred berhasil merebut Yerusalem. Dalam peristiwa penaklukan yang terjadi tanggal 15 Juli 1099 itu, hampir setiap penduduk dibunuh.
Penaklukan pasukan Kristen atas wilayah Palestina terus berlanjut. Pada 12 Agustus 1099, pasukan Salib berhasil mengalahkan Dinasti Fathimiyah dalam pertempuran di Askalon. Askalon menjadi kota terakhir di Palestina yang berhasil dikuasai tentara Kristen. Sejak saat itu, mereka mendirikan sebuah kerajaan Romawi di Palestina.
Kerajaan Romawi menancapkan kekuasaannya di Palestina hingga tahun 1187, sebelum akhirnya mereka berhasil ditaklukkan oleh pasukan perang Islam di bawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pasukan Al-Ayyubi ini mengalahkan tentara Salib dalam pertempuran di Hittin, Palestina Utara, dan berhasil menaklukkan Yerusalem. Kemudian, ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah dan menghapus larangan orang Yahudi tinggal di sana. Dia memerintah Palestina dari Kairo.
Pada tahun 1260, Dinasti Mamluk dari Mesir berhasil menggantikan Dinasti Ayyubiyah dan memerintah di Palestina. Mereka mengalahkan bangsa Mongol dalam perang di Mata Air Jalut dekat Nazareth.
Dalam peperangan tersebut, tentara Mongol yang dibantu oleh tentara Salib menderita kekalahan. Kemudian pada tahun 1291, Dinasti Mamluk berhasil menaklukkan kubu pertahanan terakhir tentara Salib di Acre dan Caesarea, Palestina.
Dinasti yang berkuasa di Palestina kembali berganti, ketika pasukan Turki Utsmani (Ottoman) berhasil menaklukkan Dinasti Mamluk. Dinasti Ottoman merupakan dinasti yang paling lama berkuasa di Palestina. Dinasti ini memerintah Palestina dari tahun 1516 hingga 1917.