REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG--Panglima Kodam V Brawijaya Mayjend TNI Murdjito menegaskan, saat ini TNI tengah memantau stabilitas keamanan wilayah Tulungagung dan sekitarnya pascainsiden penganiayaan anggota banser yang disertai perusakan atribut NU di Kecamatan Gondang, beberapa waktu lalu.
"Kami memberikan perhatian khusus terhadap gejolak sosial yang terjadi di sini, terutama sejak bentrok antara dua kelompok pencak silat," jawabnya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis.
Awalnya, Pangdam enggan menanggapi pertanyaan wartawan terkait polemik yang tengah terjadi di Tulungagung. Ia berdalih, masalah tersebut telah ditangani kepolisian.
"Kami sepenuhnya menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian, karena itu memang kewenangan mereka," imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Pangdam, pihaknya tetap berkomitmen untuk memantau setiap perkembangan yang terjadi di Tulungagung.
Salah satunya adalah dengan menyebar jaringan intelijen di bawah Kodam V Brawijaya dan Kodim 0807 Tulungagung, sehingga dinamika sosial-politik yang terjadi sebagai ekses konflik dua kelompok massa perguruan silat/ormas bisa terus diketahui. "TNI siap mendukung kepolisian jika memang dibutuhkan sewaktu-waktu," tegasnya.
Ketegangan yang terjadi antara kubu Banser NU-GP Ansor dengan Perguruan setia Hati Teratai (PSHT) sampai Kamis belum mereda.
Kesan ini terlihat dari upaya mediasi kedua yang dilakukan pihak kepolisian dengan mengundang dua kubu yang tengah bertikai untuk melakukan islah dan berkomitmen menjaga stabilitas keamanan wilayah.
Upaya mediasi keduanya kembali gagal karena pihak NU, Banser, dan GP Ansor tak bersedia hadir meski telah ditunggu selama beberapa waktu.
"Kami tidak hadir karena ada gelagat bahwa kasus yang melibatkan kelembagaan ini (merusak atribut NU) akan dilokalisiasi sehingga seolah-olah hanya kasus kriminal biasa," kata Ketua NU Cabang Tulungagung, Nurkholis.
Menanggapi sikap keras yang ditunjukkan Banser NU maupun GP Ansor, Kepolres Tulungagung AKBP Whisnu Hermawan Februanto berjanji untuk secepatnya memberi penjelasan.
Ia mengatakan, sikap polisi dalam melakukan penanganan kasus penganiayaan maupun perusakan tersebut tetap tegas dan konsisten sesuai tindak kriminal yang dilakukan masing-masing pelaku. "Kasus ini terjadi karena kesalahpahaman biasa, ini murni kriminal," tegasnya.