REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, memastikan bahwa saat ini tidak ada kelangkaan BBM. Namun, menurutnya, yang perlu dilakukan adalah pengawasan pemanfaatan dan distribusi BBM-nya saja.
Hal itu disampaikannya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di Kalimantan Selatan Jumat (1/6) siang. "Tidak ada kelangkaan, barangnya ada, hanya saja apakah barang disebut dimanfaatkan sebagaimana mestinya atau untuk niaga yang lain," katanya.
Dikatakannya, Pertamina akan melakukan pengawasan pendistribusian lebih ketat untuk menekan dugaan adanya penyelewengan yang dilakukan. Pengawasan tersebut, antara lain dengan dipasangnya alat deteksi atau perekam bagi mobil yang melakukan pengisian di setiap SPBU di Kalimantan Selatan dan juga akan diberlakukan secara nasional.
Melalui alat tersebut, kata dia, akan diketahui mobil-mobil yang sering melakukan pengisian baik angkutan umum atau pribadi dan bila pengisian dilakukan dalam jumlah tidak wajar akan dilaporkan polisi. "Mobil-mobil yang melakukan pengisian tidak wajar akan kita laporkan ke polisi untuk ditindaklanjuti," katanya.
Begitu juga dengan SPBU nakal juga akan ditindak sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Selain ke SPBU Sabilal, Karen juga melakukan sidak ke beberapa SPBU lain yaitu ke SPBU Gambut yang juga sering terjadi antrean panjang.
Humas Pertamina Wilayah Kalimantan, Bambang Irianto mengatakan, ada beberapa SPBU di Kalimantan yang telah dilakukan tindakan tegas hingga teguran administrasi dan penutupan. Seperti di Kalimantan Timur ada dua SPBU yang ditutup karena terbukti melakukan pelanggaran, kemudian di Kalimantan Barat ada beberapa SPBU yang diberikan teguran secara tertulis. "Kalau di Kalsel ada tapi tidak sebanyak di Kalbar dan Kaltim," kata Bambang.