REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Penyerang Liverpool Craig Bellamy menyambut hangat Brendan Rodgers yang terpilih sebagai manajer Si Merah. Namun ia mengingatkan kepada pria Irlandia Utara tersebut bahwa sang manajer akan menghadapi tantangan berat di klub yang telah lima kali menjuarai Liga Champions ini.
Liverpool dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers pada Jumat (1/6) ini (0900 GMT), di mana mereka akan memperkenalkan mantan manajer Swansea City berusia 39 tahun ini sebagai sosok yang akan mencoba untuk membalik peruntungan klub juara 18 kali Liga Inggris ini.
Meski Swansea tampil impresif pada debut mereka di Liga Utama Inggris, di bawah asuhan Rodgers, di mana mereka memainkan gaya permainan yang atraktif, banyak pendukung Liverpool yang menyuarakan kekhawatirannya, perihal apakah Rodgers cukup layak untuk menangani salah satu klub terbaik Inggris ini.
Di saat banyak penggemar yang mengharapkan kedatangan pelatih papan atas, seperti pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, atau pelatih Barcelona yang baru saja hengkang, Pep Guardiola, Bellamy yakin bahwa mereka seharusnya senang dengan sang pelatih anyar.
"Saya pikir mereka membuat penunjukan yang sangat bagus terhadap Brendan Rodgers, saya benar-benar yakin," kata Bellamy kepada para pewarta di Singapura, Jumat, saat ia meluncurkan seragam tim yang baru untuk musim depan. "Ia adalah orang yang sangat baik, berbicara dengan baik, memahami sepak bolanya, dan ia telah membuktikan diri."
Menyudahi karir lebih dini karena cedera, Rodgers kemudian beralih menjadi pelatih dan sempat melatih tim muda Reading, sebelum Mourinho mendatangkannya ke Chelsea pada 2004, sebagai salah satu stafnya.
Ia meninggalkan Stamford Bridge untuk menjadi manajer di klub divisi kedua, Watford, di mana ia membawa klub tersebut menyelesaikan musim dengan menduduki papan tengah, sebelum musim mengecewakan di Reading, dan kemudian ia meraih kesuksesan saat pindah ke Wales Selatan.
Kehormatan terbesar
Memenangi promosi ke Liga Utama Inggris pada musim pertamanya dengan Swansea, dan dengan hubungannya dengan Mourinho, yang masih dikagumi di Inggris atas kesuksesannya di Chelsea dan pesona pribadinya, Rodgers menerima banyak pujian dan disebut-sebut sebagai salah satu manajer muda dengan masa depan cerah di Inggris.
Namun hal itu tidak selalu dapat diterjemahkan sebagai garansi kesuksesan. "Liverpool merupakan tantangan besar. Bukan bermaksud meremehkan Swansea, namun ini adalah klub sepak bola Liverpool yang tentu saja bukan Swansea," tegas Bellamy (32) memperingatkan Rodgers.
"Jadi ini akan menjadi ujian besar kepadanya, namun bagi saya, jika anda memahami sepak bola, tidak masalah ke klub mana anda akan pergi."
Rodgers juga menghadapi tugas rumit untuk menggantikan Kenny Dalglish, salah satu sosok yang paling dihormati di klub itu, yang telah memenangi gelar-gelar liga sebagai manajer dan pemain di Anfield. Bagaimanapun, masa jabatan kedua Dalglish hanya berlangsung selama 18 bulan dan berakhir pada Mei.
Ia mendapat pujian karena mengakhiri enam tahun puasa gelar ketika Liverpool menjuarai Piala Liga pada Februari, namun mengakhiri musim di peringkat keenam dan kemudian kedelapan, saat rival berat mereka, Manchester United, melampaui koleksi gelar juara liga menjadi 19 gelar, melahirkan kritik tajam.
Beberapa pembelian mahal seperti Andy Carroll, Jordan Henderson, dan Steward Downing gagal untuk mendatangkan prestasi maksimal, sementara itu taktiknya saat Liverpool kalah dari Chelsea di final Piala FA mendatangkan banyak kritik. Namun meski terdapat beberapa masalah, Bellamy kecewa dengan kepergian Dalglish.
"Arti dia (Dalglish) untuk klub sepak bola Liverpool tidak dapat dilukiskan, dan untuk direkrut olehnya dan bermain untuk klub sepak bola Liverpool di bawah Kenny Dalglish, kemungkinan benar-benar merupakan kehormatan terbesar yang pernah saya miliki di sepak bola."
"Biasanya anda mendapat apa yang layak (anda dapatkan) di sepak bola, jika anda mengakhiri musim di peringkat kedelapan, anda layak untuk mengakhirinya di peringkat kedelapan, namun saya pikir terdapat banyak pertandingan di musim ini, di mana kami sangat-sangat tidak beruntung."