REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi penyerangan kapal Mavi Marma oleh Israel genap dua tahun berlalu. Insiden yang menewaskan sembilan relawan kemanusiaan Turki itu membuka mata dunia untuk bersama-sama memperjuangkan warga Palestina yang terjajah kaum Zionis.
"Kami menyerukan kepada pemerintah dan rakyat Indonesia untuk tetap konsisten mendukung perjuangan dan kemerdekaan bangsa Palestina serta tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel," tegas Ketua Umum Komite Indonesia Untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ferry Nur saat peringatan "Mavi Marmara Under Attack 31 Mei 2010-2012", Jumat (1/6).
Ketegasan sikap pengambil kebijakan Indonesia digarisbawahi Ferry karena kian hari kebiadaban Israel terhadap relawan kemanusiaan Mavi Marmara dan rakyat Gaza Palestina belum dapat disentuh hukum internasional. Walaupun sudah jelas tindakan itu merupakan pelanggaran HAM berat, Israel serasa mendapat perlindungan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Berkaitan dengan hal tersebut, KISPA mengutuk tindakan brutal dan biadab Israel yang telah menyerang dan membunuh relawan kemanusiaan Mavi Marmara. Lantaran peristiwa itulah yang ditampilkan media seluruh dunia sebagai bukti nyata.
Subuh dua tahun lalu, ketika para relawan kemanusiaan sedang beribadah, melaksanakan sholat Subuh berjamaah, tentara Israel dengan brutal melakukan penyerangan ke kapal Mavi Marmara dan menembaki para relawan kemanusian.
Relawan kemanusiaan dari berbagai negara, diantaranya Indonesia, berupaya menjaga amanah dengan mempertahankan kapal dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza tanpa senjata, berbekal semangat dan doa menghadapi tentara Israel yang merupakan pasukan khusus untuk perang dengan persenjataan lengkap.
Korban pun berjatuhan, sembilan orang warga negara Turki gugur, ratusan orang luka-luka, dua diantaranya dari Indonesia, barang-barang yang berada di dalam kapal dirampas, seluruh relawan yang selamat dimasukkan penjara Israel.
"Dengan bukti itu, kami menuntut pengadilan Internasional untuk menyeret dan mengadili serta menghukum mereka yang telah membunuh dan mencederai relawan kemanusiaan Mavi Marmara," sebut Ferry.
Hikmah di balik peristiwa tersebut, masyarakat dunia dibuat tersentak akan kejahatan Israel terhadap relawan kemanusiaan Mavimarmara dan blokade terhadap rakyat Gaza Palestina yang masih berlangsung.
Tak lupa, Ferry mengajak umat Muslim Indonesia mendoakan mereka yang ikut dalam misi kemanusiaan Freedom Flotilla dengan kapal Mavimarmara agar mendapat keberkahan, dan mereka yang luka-luka mendapat balasan kebaikan. "Semoga mereka yang gugur mendapat pahala syuhada di sisi Allah,"ujarnya.
Upaya menarik simpati dari kalangan internasional, salah satunya mendapat dukungan dari negara-negara Islam. Melalui gerakan Global March to Jerusalem medio Maret lalu, ribuan aktivis dari seluruh dunia berkumpul untuk menyatukan semangat demi kemerdekaan Palestina. KISPA beserta lembaga kemanusiaan lainnya turut serta dalam gerakan ini.