REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah warga Kota Pekanbaru menilai Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII pada 9-20 September 2012 lebih baik ditunda ketimbang menimbulkan rasa malu bagi panitia dan masyarakat Riau. Hal ini dilontarkan mengingat sejumlah arena pertandingan belum rampung dibuat.
"Dari pada panitia harus menanggung malu, maka sebaiknya pelaksanaan PON XVIII itu ditunda saja," kata Syafril Amri (46) warga Kelurahan Tangjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh ditemui di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan, pemerintah Provinsi Riau seharusnya mencari solusi terbaik agar pelaksanaan PON 2012 berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan semula. Saat ini beberapa arena pertandingan cabang seperti Taekwondo, Sepabola di Kampar, basket, tenis di Pekanbaru belum selesai, pembangunan proyek itu baru dikerjakan sekitar 50 hingga 69 persen.
Hal yang sama dikemukakan Djamal Ihwan (39) yang bermukim di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir dan Zakaria F (40) penduduk Kelurahan Padang Terubuk, Kecamatan Senapelan.
Zakaria mengatakan kalau tidak sanggup melaksanakan PON sebaiknya sejak dari awal dikemukakan. Jangan sistim coba-coba hanya karena adanya proyek arena pertandingan, tapi pada ujungnya tidak selesai tepat waktu, katanya.
Sementara itu Gubernur Riau H. Rusli Zainal sebagai Ketua Panitia Besar PON XVIII mengatakan pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan itu tidak akan ditunda meski sejumlah proyek arena pertandingan dipercepat pekerjaannya.
"Semuanya dalam proses dan optimistis PON berlangsung lancar dan dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan seperti semula," kata Rusli Zainal.
Rusli mengatakan kembali dihadapan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman bersama Deputi Menko Kesra, Prof DR, Agus Sartono yang langsung meninjau stadion utama untuk acara pembukaan dan penutupan di kawasan Panam, Kota Pekanbaru.