Jumat 01 Jun 2012 23:44 WIB

Amien Rais: Pancasila Selip Diartikan, Indonesia Disorientasi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Amien Rais
Foto: Antara/Syaiful Arif
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien Rais menilai pengamalan Pancasila seringkali disalahartikan. Sehingga nilai kemanusiaan saat ini kerap diwarnai dengan kezaliman.

"Kedaulatan rakyat diganti dengan kedaulatan konglomerat dan orang-orang berduit yang kaya raya. Keadilan sosial sudah menjadi kezaliman sosial," ungkap Amien, Jumat (1/6). Menurut dia saat ini kesatuan yang masuk dalam butir Pancasila pun sudah agak jauh dari substansinya, karena di mana-mana terjadi pertengkaran. Sementara itu, kedaulatan rakyat pun sudah tidak lagi ada.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional ini mengatakan pengamalan Pancasila tidak boleh hanya dipidatokan saja secara basa-basi atau dengan retorika. Alangkah baiknya, jelas Amien, bila Pancasila dihayati dan dijadikan pedoman pengelolaan negara.

Bentuk disorientasi, diakuinya bukan hanya pada Pancasila bahkan juga dengan budaya. Dia merefleksikannya dari kondisi masyarakat Indonesia yang mendewakan Lady Gaga. "Kita sudah mengahadapi disorientasi moral, kawasan ekonomi, politik, hukum juga jauh dari Pancasila," tegasnya.

Dia pun mengimbau pada publik agar momentum 1 Juni yang sudah diperingati di MPR/DPR hari ini bukan hanya terbatas pada acara simbolis dengan durasi 1-2 jam saja. Tapi bisa diteruskan ke tataran yang lebih praktis agar anak-anak bangsa dididik betul guna memahami ideologi bangsa.

"Karena kalau Pancasila ditegakan korupsi akan hilang. Tidak ada lagi kemewahan bagi petinggi dan lain-lain," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement