REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Real Madrid membuat kebijakan kontroversial dengan menghapus tanda salib pada logo klub pada April 2012. Langkah tersebut membuat Los Blancos mendapat proyek besar di Timur Tengah dengan diberi izin untuk membangun resor olahraga di Uni Emirat Arab senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun.
Namun, Madrid bukan klub pertama yang merevisi logonya demi kepentingan bisnis. Saingan berat mereka, Barcelona, melakukannya pada 2007, ketika investor Qatar Foundation menyatakan ingin bergabung dengan Blaugrana.
Kesepakatan terjadi pada akhir 2010, ketika Barcelona mengumumkan telah menandatangani kontrak lima tahun bersama sponsor yang berasal dari Kota Doha tersebut.
Nilai kontrak sebesar 150 juta euro alias Rp 1,76 triliun dari tahun 2011 sampai 2016. Kesepakatan kedua pihak adalah terkait pemasangan sponsor di jersey klub dengan catatan El Barca setuju menghilangkan satu palang di emblemnya agar tidak terlihat seperti salib.
Surat kabar berpengaruh di Spanyol, El Mundo, menuduh klub Katalan tersebut telah membuat kesepakatan keliru. Namun pihak Barcelona tidak mempedulikannya sebab mereka setiap tahunnya mendapat kucuran dana sebesar Rp 350 miliar. Selain itu, Blaugrana memungkinkan untuk memperluas pengaruh bisnisnya di seluruh Timur Tengah.
Salib yang dimodifikasi tersebut dilakukan juara Copa del Rey 2012 itu dengan maksud ingin memenuhi keluhan dari Arab Saudi. Barcelona melakukan itu lantaran tidak ingin kehilangan pangsa pasar manis yang bisa menyediakan uang dalam jumlah tidak ternilai. Walhasil kaos tim yang beredar di jazirah Arab dipastikan tidak ada logo salib.