REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAI RAYA, KALBAR - Petugas kebersihan Bandara Supadio Pontianak Kalimantan Barat terus melakukan pembersihan landasan pacu setelah pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir pada Jumat (1/6) siang dievakuasi.
"Pesawat sudah kita evakuasi, saat ini sedang kita geser ke apron Lanud Supodio Pontianak. Namun untuk penerbangan belum kita buka, karena harus kita lakukan pembersihan terlebih dahulu," kata Plt GM PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Supadio Pontianak Syarif Usmulyani di Sungai Raya, Sabtu (2/6).
Dia menyatakan, pihaknya sedang memfokuskan pada proses pembersihan serpihan benda asing dari instrumen landasan pacu. Dikhawatirkan masih ada pecahan batu atau bagian pesawat yang tersisa di landasan.
"Jangankan batu atau skrup pesawat yang kecil, lumpur saja jika ada di landasan pacu sangat membahayakan proses mendarat maupun keberangkatan pesawat," tuturnya.
Usmulyani mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk melakukan pembersihan dan pengecekan instrumen landasan pacu.
"Pengecekan ini juga dilakukan untuk memastikan apakah ada instrumen landasan yang rusak akibat tergelincirnya pesawat Sriwijaya tersebut. Kita tidak ingin asal buka bandara, namun kita lebih mengutamakan keselamatan penerbangan," katanya.
Sebanyak 162 penumpang Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 188 dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Pontianak mengalami shock setelah pesawat yang mereka tumpangi tergelincir saat mendarat di Bandara Supadio Pontianak Jumat sekitar pukul 12.10 WIB.
"Saat akan mendarat, kondisi cuaca memang sudah tidak mendukung karena tepat di atas Bandara Supadio hujan sangat lebat. Tanpa pemberitahuan dari awak pesawat mengenai kondisi cuaca di luar, pesawat langsung mendarat," kata Muammar Khadafi, seorang penumpang pesawat Sriwijaya tersebut.
Menurut Khadafi, ketika pesawat mendarat, terjadi benturan keras sehingga membuat pesawat terguncang. Penumpang semakin panik ketika pesawat berjalan tidak stabil karena landasan yang licin tergenang air.
"Sekitar satu menit setelah pesawat mendarat, tiba-tiba bagian depan pesawat menghantam keras ke bawah, tepat di ujung landasan. Saat itu juga semua penumpang berteriak karena khawatir terjadi ledakan akibat pesawat yang jatuh," tutur Khadafi dengan wajah masih shock.