REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak sistem dan model pembiayaan unit usaha yang dipraktikkan masyarakat di dunia. Di antaranya adalah model kapitalistik, komunisme, dan madani.
Menyangkut hal tersebut, Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, mengimbau masyarakat Indonesia menggunakan model madani.
Habibie menjelaskan, sistem kapitalistik cenderung melakukan pembiayaan secara top down. Artinya, ungkap dia, segelintir orang dengan kekayaan melimpah memberikan dananya kepada mereka yang ada di bawahnya.
Sementara sistem komunisme, ujar Habibie, menerapkan mekanisme sebaliknya. Dia mengatakan, polanya adalah buttom up. Mereka yang berada d bawah, ungkap Habibie, memasok sokongan dana ke atas demi kelanggengan suatu usaha.
"Namun, keduanya sangat tidak sesuai bila diterapkan di Indonesia," tutur Habibie dalam paparannya kepada 1.200 karyawan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Gedung Smesco, Sabtu (2/6).
Alasannya, jelas Habibie, bangsa Indonesia mempunyai sekitar 90 persen masyarakat dari kelas menengah. Sehingga, tutur dia, kelas tersebut harus dimaksimalkan perannya.
Untuk itu, Habibie menuturkan, sistem madani sangat tepat diterapkan di Indonesia. Pola tersebut, ujar dia, berangkat dari gerakan kelas menengah yang kemudian berupaya mengangkat mereka yang berada di garis kemiskinan untuk dapat berada di garis menengah bahkan atas.
"Pola Madani itu melakukan pulling out dan pushing up someone from poverty line," tutur Habibie.