REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak cara agar manusia bisa tetap sehat, salah satunya berolahraga secara rutin. Dengan berolahraga minimal 10 menit tiap hari, dapat mengurangi risiko stres.
Olahraga yang dilakukan dengan santai, bisa memicu hormon yang baik dalam otak, seperti adrenalin, serotonin, dan dopamin. Fungsi hormon-hormon tersebut membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Islam juga menaruh perhatian besar pada kebugaran tubuh. Memiliki fisik yang kuat sangat baik bagi Muslim. Bila ditaksir secara realistis, sumbangsih yang bisa diberikan oleh mereka bisa lebih besar.
Meski, sekali lagi fisik bukan jaminan atas kesalihan atau ketakwaan seseorang. Sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih aku sukai dari Mukmin yang lemah.”
Saat Perang Uhud berkecamuk, Samurah bin Jundub dan Rafi’ bin Khadij menghadap Rasulullah SAW. Mereka bermaksud ikut serta dalam peperangan yang berujung pada kekalahan umat Islam tersebut. Usia mereka, saat itu belum lewat 15 tahun. Karena itulah, permohonan mereka ditolak Nabi SAW.
Namun, Rasulullah mendapat informasi, Rafi’ mahir memanah. Keahliannya itu menjadi pertimbangan pelibatannya di Perang Uhud. Mendengar kabar itu, Samurah protes dan tetap ingin berjihad. Ia pun lantas menyebutkan kalau ia jago bergulat. Kemampuannya itu dibuktikan dengan menaklukkan Rafi’ dalam duel gulat. Rasulullah pun akhirnya menerima keduanya bergabung dalam pasukan Islam.
Para sahabat, konon juga memerhatikan pentingnya berolahraga. Umar bin Khattab salah satunya. Bahkan, ia pernah menyerukan para orang tua agar mengajarkan cabang olahraga renang, memanah, dan berkuda. Ketiga cabang itu ia nilai sangat bermanfaat dan mendukung perjuangan Islam di masa itu.