Judul: Tahta Mahameru
Penulis: Azzura Dayana
Penerbit: Republika
Terbit: 1, Maret 2012
Halaman: Vii + 380 halaman
Harga: Rp 55.000
“Kamu bisa jelaskan kepadaku sebelas alasan mengapa aku harus shalat??”
“S-sebelas?”
“Ya sebelas”
“Kenapa harus sebelas?”
“Kenapa harus sebelas? Karena aku punya sepuluh alasan untuk mendaki gunung dan membunuh ayahku."
Faras tidak dapat menjawab pertanyaan pertama dari Ikhsan. Sepenggal percakapan antara Faras dan Ikhsan di kaki Gunung Semeru, itu merupakan pertemuan mereka yang kedua.
“Pertanyaannya setelah aku tahu kebusukan dari tragedi yang membunuh ibuku ini apakah aku tidak boleh membunuh ayahku atau ibu tiriku?”
Faras menghela napas panjang, gadis gunung kaki Semeru ini tidak dapat memberi jawaban yang bijak atas pertanyaan kedua dari Ikhsan. Ini merupakan pertemuan mereka yang lainnya.
“Kalau Mahameru milik abadi para dewa, apa itu artinya Tuhanmu-yang juga Tuhanku sebagai orang Islam- tidak punya tempat disana?”
“Bukankah yang diajarkan pada umat muslim adalah, bahwa Allah hadir dimana-mana?” Ucapku, setelah menarik napas.
“Allah hadir dimana-mana? Termasuk di atas Puncak Para Dewa?” Tanyanya.
“Iya...”
"Jadi maksudmu, Allah berbagi tempat dengan para dewa?”
"A-pa?"
"Sepertinya bukan begitu, tapi...”
“Kamu bisa buktikan?”
Kembali Faras tidak dapat menjawab pertanyaan ketiga dari sang pendaki gunung. Itu adalah sepenggal percakapan atas pertemuan mereka yang lainnya.
Di saat Faras sudah menemukan jawaban atas pertanyann Ikhsan, ia tidak tahu dimana Ikhsan berada. Faras memutuskan untuk mencari Ikhsan, hanya berdasarkan foto-foto yang sering dikirimkan Ikhsan melalui emailnya, yang sebenarnya bukan Ikhsanlah yang mengirim, tetapi seseorang lainnya.
Perjalanannya mencari ikhsan, tidak sengaja mempertemukan Faras dengan Mareta yang ternyata membenci Ikhsan. Mareta yang menyadari ada sesuatu yang disembunyikan oleh Faras lebih memilih diam, hingga Faras sendiri yang menceritakannya. Mareta yakin Rahasia itu berhubungan dengan kakak laki-lakinya.
“Tahta Mahameru”, melalui novel ini Azzura Dayana menceritakan petualangan-petualangan luar biasa yang dialami tokoh-tokohnya. Selain itu, juga melukiskan keindahan alam di daerah sekitar Mahameru dan Tanjung Bira, mengangkat beberapa kebudayaan terutama budaya Suku Bugis serta kegagahan Kapal Pinisinya.
Novel dengan sentuhan religi ini juga mengajarkan untuk menilai dan menghargai sahabat yang kita miliki, sebelum kita kehilangannya. Dan sejatinya manusia, sejahat-jahatnya manusia masih dapat berubah menjadi baik.
Rahmi Fauziah