Sabtu 02 Jun 2012 23:03 WIB

Uswah: Elli Arianti, Mutiara dari Serambi Makkah (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Elli Arianti
Foto: Republika/Agung Supri
Elli Arianti

REPUBLIKA.CO.ID, Keberhasilan tidak diraih dengan berpangku tangan, tetapi aktif menjemput bola dengan mengikuti berbagai kompetisi.

Langkah ini sudah dibuktikan Elli Arianti yang memenangkan berbagai perlombaan kreatif dari tingkat lokal hingga nasional.

Prestasi itulah yang menggiring perempuan Banda Aceh ini berangkat ke Jakarta dan berjabatan tangan dengan menteri. “Kalau bukan karena menang perlombaan, tidak mungkin saya bisa ke Jakarta gratis,” ujar Elli polos.

Kedatangan ibu satu anak ini ke Ibukota akhir 2011 untuk mempresentasikan karyanya dalam Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) tingkat sekolah menengah atas (SMA) bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, dan teknologi (mipatek) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Para juri terpukau mendengarkan presentasi Elli yang membuat mikroskop sederhana dari bahan botol plastik mineral. Sebelumnya, banyak yang meragukan, mana mungkin botol plastik yang murah disulap menjadi mikroskop. Apa yang tidak mungkin, buktinya Elli bisa menyabet juara pertama dalam lomba kreativitas tersebut.

Ide membuat mikroskop murah meriah sudah lama dipikirkan Elli. Rasa penasarannya muncul setiap menggenggam botol mineral, terlihat jari-jari tangan lebih besar. Pasti ini ada sejenis kaca pembesarnya. “Hal ini yang harus diteliti,” ujar guru Biologi di MAN Model Banda Aceh ini penasaran.

Jiwa penelitinya kembali bersemangat. Ia gunting bagian tengah botol mineral, lalu ambil bagian yang melingkar. Satu bagian dari alur plastik tersebut dijadikan sebagai lensa cembung. Selanjutnya, tinggal membuat bulatan kecil sebagai lensa okuler untuk mengintip objek yang akan diteliti. Mikroskop sederhana dari botol mineral ini siap digunakan.

Cara membuatnya mudah, dari anak SD hingga SMA bisa mempraktikkan. Juga tidak perlu modal, karena botol plastik mineral bertebaran di mana-mana. Manfaatnya, kata Elli, alat tersebut bisa menjadi pengganti jika di sekolah tidak tersedia mikroskop. Alat sederhana ini bisa digunakan mengamati jaringan daun, akar, batang, lumut yang strukturnya terlihat sampai pembesaran 10 x 10 dari aslinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement