REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tekanan diplomatik Barat, untuk mendukung tindakan lebih keras terhadap Suriah. AS dan Inggris telah memintanya sejak peristiwa di Houla yang menelan korban 108 jiwa.
Putin menyerukan supaya utusan perdamaian di bawah pimpinan Kofi Annan. Sebelumnya Moskow menentang Resolusi Dewan PBB terkait hak asasi manusia di Suriah. Dalam sidang darurat pada Jumat waktu setempat, dewan mengecam Suriah atas pembantaian Houla dan menyerukan penyelidikan.
Hal berbeda dikatakan Presiden Prancis Francois Hollande. Dalam konferensi persnya Hollande mengatakan, pengunduran diri Bashar al-Assad adalah satu-satunya solusi. Dia mengatakan rezim Assad telah melakukan tindakan salah dan tidak dapat diterima.
Putin masih mempertanyakan dampak pengunduran diri Assad. "Mengapa kita berpikir pengunduran diri berdampak pada kesejahteraan. Seharusnya kita melihat yang terjadi di Irak dan Libya. Setidaknya di Suriah kita bisa bertindak lebih seimbang. Ini juga untuk mencegah perang saudara,” ujarnya
Berbicara di Oslo pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengecam tindakan Rusia.
"Kami tahu telah terjadi perdagangan senjata yang sangat konsisten. Hal ini telah terjadi selama satu tahun belakangan. Penyediaan senjata dari Rusia telah memperkuat rezim Assad," katanya dalam konferensi pers.
Hal ini dibantah Putin dengan menegaskan, Rusia tidak memasok senjata yang bisa digunakan dalam konflik sipil ke Suriah.