Sabtu 02 Jun 2012 23:24 WIB

Jenderal Iran Mengecam Turki, Saudi dan Qatar Terkait Suriah

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Foto: AP
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang pejabat senior militer Iran menuduh Ankara, Riyadh, dan Doha melayani kepentingan AS dan Israel di Suriah.

"Amerika, Israel dan sebagian negara Eropa serta Teluk, terutama Qatar dan Arab Saudi telah menyerahkan tugas kepada Turki untuk menggulingkan pemerintah (Presiden) Bashar al-Assad atau membuatnya menyerah," kata Jenderal Yahya Rahim Safavi kepada kantor berita Fars.

"Qatar, Arab Saudi dan Turki bertindak demi kepentingan AS dan Zionis guna membuat lemah perlawanan terhadap poros yang terdiri atas Iran, Suriah dan Hizbullah," kata mantan panglima Pengawal Revolusi Iran tersebut.

Ia merujuk kepada milisi Syiah bersenjata di negara tetangga Suriah, Lebanon, yang dicap oleh musuh Teheran -- Washington -- sebagai "organisasi teroris".

Suriah, yang pemerintahnya menjadi sekutu penting Teheran di Timur Tengah, telah tenggelam di dalam krisis selama 15 bulan terakhir. PBB menyatakan lebih dari 10 ribu orang telah tewas. Namun para pegiat Suriah menyebut jumlah korban jiwa lebih dari 13 ribu.

Rahim Safavi menyebut Turki sebagai "pesaing strategis bagi Iran". Meski begitu, ia mengatakan hubungan Iran-Turki "masih baik".

Dalam peringatan terselubungnya itu, ia menambahkan, "Kami harap Amerika dan Zionis takkan bisa mengganggu semua hubungan antara Teheran dan Ankara."

Selama dua tahun belakangan, Turki telah bertindak sebagai perantara antara Iran dan negara besar dunia mengenai program nuklir kontroversial pengayaan uranium oleh Republik Islam itu.

Teheran membantah tuduhan Barat bahwa ambisi atomnya meliputi proyek senjata terselubung.

Tapi sikap Turki mengenai Suriah telah membuat keruh hubungan bilateral dengan Iran selama beberapa bulan; Ankara menyeru Bashar agar mundur guna mengakhiri pertumpahan darah di Suriah.

Oposisi Suriah telah menuduh Iran "memasok senjata dan bantuan militer" buat Damaskus, sementara Teheran mengeluarkan tuduhan serupa terhadap Barat dan kerajaan di Teluk. Iran menuduh mereka mempersenjatai gerilyawan dengan bantuan Ankara.

Teheran sudah berulangkali menyampaikan dukungannya bagi rencana perdamaian enam-pasal utusan internasional Kofi Annan buat Suriah, dan menyebutnya satu-satunya cara mengakhiri krisis Suriah. Sementara itu, negara Teluk telah mengutuk penindasan oleh Damaskus.

sumber : antara/afp
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement