REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM-- Tentara Sudan mengaku menewaskan 45 pemberontak di timur Darfur, Sabtu (2/6). Sementara pemberontak mengatakan hal berbeda karena dapat menawan satu markas tentara. Juru bicara tentara Sudan, Sawarmi Khaled Saad, mengatakan, pasukan besar tentara yang dikenal dengan Gerakan Keadilan dan Persamaan (JEM) menyerang sebuah pusat perdagangan di bagian timur negara bagian Darfur Utara.
"Mereka menjarah pasar dan pasukan kami membalas serangan tersebut. Kami menewaskan 45 pemberontak dan menghancurkan 16 kendaraan JEM,"katanya. Lanjut Khaled, selepas pertempuran itu, mereka melarikan diri ke barat dan masih pihaknya masih memburu mereka. Namun demikian, klaim tersebut belum dapat diverifikasi karena akses dibatasi.
Sebelumnya, juru bicara JEM, Gibril Adam Bilal, mengatakan, kumpulan pemberontak sukses menawan sebuah markas tentara di timur negeri El Fasher. "Anggota pasukan kami masih berada di dalam markas tentera kerajaan itu," katanya dengan mengesahkan JEM turut membunuh beberapa askar kerajaan dan merampas 16 kenderaan mereka.
Gubernur negara, Osman Kibir mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa pemberontak menjarah toko-toko, menyerang warga sipil dan mengambil beberapa makanan dan bahan bakar dari Fataha. "Mereka bentrok dengan sejumlah kecil pasukan dari SAF,"katanya seraya menambahkan bahwa jumlah korban belum ditentukan.
Pada April lalu, Kepala Misi Penjaga Perdamaian Uni-Amerika Afrika di Darfur (UNAMID) menyatakan keprihatinannya bahwa pemberontak di wilayah tersebut mengeksploitasi ketegangan hubungan antara Sudan dan Sudan Selatan di sepanjang perbatasan yang dipersengketakan.
JEM dan faksi pemberontak Darfur lainnya memiliki pasukan yang dinamakan Front Revolusioner yang bertujuan menggulingkan rezim Khartoum (Sudan). Khartoum dianggap tidak mewakili keragaman politik negara, etnis dan agama. Sementara Khartoum menuduh bahwa Sudan Selatan berada dibalik pemberontakan tersebut. Tuduhan Sudan Selatan disangkal dan menuduh Sudanlah yang mendukung pemberontak tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa sedikitnya 300 ribu orang tewas akibt konflik di Darfur. Konflik dimulai pada 2003 ketika JEM dan pemberontak lainnya dari suku non-Arab di Sudan bangkit melawan rezim Khartoum.