Senin 04 Jun 2012 19:02 WIB

Polri Minta Para Suporter Bola Bersikap Sportif

Boy Rafli Amar
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam sepekan ini, beberapa suporter klub sepak bola tewas. Beberapa di antara mereka meninggal karena bentrok antar pendukung klub sepak bola maupun karena tergempet para suporter lainnya kala menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

Terkait hal itu, agar tidak kembali terulang, Kepolisian mengimbau para suporter sepak bola agar menjadi suporter yang sportif dan tidak menampilkan sikap membahayakan.

"Kita turut prihatin atas aksi penonton yang mengarah kepada sikap anarkis. Tentunya dalam hal ini sangat disayangkan oleh karena itu kami mengimbau kepada seluruh pengelola tim sepak bola untuk ikut memberikan bantuan dan dukungan agar para suporter menjadi suporter sportif," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (4/6).

Hal ini terkait seorang suporter 'Bonek Mania' yang tewas usai pertandingan antara Persebaya melawan Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Ahad (3/6).

Korban bernama Purwo Adi Utomo, warga Babadan Rukun IV/3 Surabaya. Dia pelajar masih duduk Kelas III SMK Negeri 5 Surabaya. "Kita harapkan pengelolaan seperti ini, kita lakukan agar pertandingan bisa tetap berjalan kondusif. Fanatisme tidak dilarang asal tidak menunjukan pertunjukan anarkisme dan suasana kondusif," kata Boy.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto menjelaskan sesuai hasil otopsi bahwa kematian seorang suporter Persebaya akibat kekurangan oksigen. "Dari hasil otopsi yang dilakukan tim dokter, kematian korban karena kekurangan dan kehabisan oksigen. Tidak ada kontak fisik sedikit pun dengan aparat," ujarnya kepada wartawan di kamar jenazah RSU dr Soetomo Surabaya, Senin dinihari.

Tim dokter dan tim identifikasi selesai melakukan otopsi sekitar pukul 23.30 WIB, Minggu malam. Jenazah selanjutnya disucikan, ditutup kain kafan dan disemayamkan ke rumah duka tepat pukul 24.00 WIB. Keluarga korban tak kuasa menahan tangis ketika melihat jenazah korban terbujur kaki terbungkus kain kafan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang turut menunggu hasil otopsi hanya bisa menenangkan keluarga korban.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement