REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Kelompok pemberontak di Kordofan Selatan, Sudan, Ahad, mengklaim telah membunuh atau melukai hampir 100 pejuang pemerintah. Kelompok pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara (SPLM-N) mengumumkannya jelang peringatan pertama perang Sudan pada 5 Juni.
''Pertempuran terakhir terjadi pada Jumat ketika pasukan pemerintahan mencoba merebut kembali dua desa di wilayah Al-Abbasiya,'' kata Arnu Ngutulu Lodi, juru bicara SPLM-N, seperti dikutip AFP.
Keterbatasan akses ke Kordofan Selatan membuat verifikasi klaim independen SPLM-N mengenai jumlah korban sulit dilakukan. Tetapi, para analis mengatakan jumlah korban tewas umumnya tidak dapat diandalkan. Juru bicara militer juga tidak bisa segera diminta komentarnya.
Dalam pertempuran terakhir pada Jumat lalu, tentara Sudan meluncurkan sebuah serangan kepada dua pos SPLM-N. Lodi mengatakan bahwa sebanyak 48 jenazah pejuang pemerintah ditinggalkan di tempat peperangan. Sementara, sebanyak 50 korban lain mengalami luka.