Selasa 05 Jun 2012 08:31 WIB

Komando Opsus AS Terobsesi Senjata Penghenti Kapal & Pelumpuh Orang

Komando Operasi Khusus AS (SOCOM)
Foto: SOCOM
Komando Operasi Khusus AS (SOCOM)

REPUBLIKA.CO.ID, Komando Operasi Khusus AS sudah dilengkapi dengan beberapa peralatan dan gadget militar yang paling canggih Mereka memiliki robo-copters siluman, drone boneka Rusia mematikan, dan jangan lupa pakaian kamuflase penghadang panas tubuh berteknologi tinggi sehingga tak bisa dipindai musuh.

Tapi bagi Operasi Khusus dan Komando AS, itu belum cukup. Mereka ingin memutakhirkan lagi, diantaranya memiliki senjata baru dengan tingkat intensitas yang  bisa disesuaikan dari non-mematikan menjadi mematikan.

Dengan senjata itu mereka ingin  melakukan semuanya, mulai menyabotase dan menggagalkan mesin kapal, melumpuhkan, menghadang dan mendisorientasi individu. Fungsi-fungsi yang diminta itu haruslah dimiliki satu senjata baru, yang memunculkan penawaran baru dari SOCOM berupa proposal penelitian yang ditujukan untuk "kemajuan teknologi" pasukan operasi khusus.

Lebih khusus lagi, SOCOM berambisi memiliki "Senjata Efek Berskala" - dimana kekuatan senjata atau efek mematikannya bisa  disesuaikan, tergantung pada situasi--mulai 'menetralkan musuh' sekaligus meminimalkan risiko terhadap warga sipil dan infrastruktur."

SOCOM tertarik pada senjata yang menggunakan berbagai pendekatan untuk mematahkan komando musuh. Mereka ingin ada penawaran persenjataan yang dapat "menghentikan kendaraan dan kapal," memiliki "efek disorientasi pada orang," " melumpuhkan total atau sementara" atau "membuat suatu kawasan tak terdefinisi bagi individu untuk waktu yang tidak terbatas." Tentu saja, jika perlu senjata harus bisa memiliki kemampuan beralih cepat, dari membuat target tak bergerak sementara menjadi kerusakan mematikan.

Militer selalu tak kekurangan ide untuk senjata eksotis yang dapat menghentikan kapal atau mendatangkan malapetaka pada orang banyak. Sebuah dokumen baru-baru ini bocor dari Direktorat Senjata Non-Mematikan Bersama, misalnya, menyarankan sistem gelombang mikro yang dapat memicu "malfungsi sistem kelistrikan" pada kapal musuh. Juga dengan rasers namun dengan spesifikasi yang mampu melumpuhkan individu musuh lebih lama  dan tabung peluncur yang bisa ditempatkan di kendaraan untuk yang melepaskan kerusakan penglihatan dan pendengaran dikombinasikan dengan" pemanasan termal "untuk menghancurkan gerombolan musuh.

Tantangan yang lebih besar adalah membuat senjata tersebut berskala, dalam kalimat lain memungkinkan bagi pengguna  melakukan transisi dari sekadar "setrum melumpuhkan" menjadi "membunuh"  

Namun teknologi semacam itu belum dikembangkan. Sejauh ini, senjata non-mematikan yang paling canggih, hanya sejauh menonaktifkan individu menggunakan beberapa taktik - tidak satupun dari mereka sangat mematikan. Salah satu penemuan pemberani misalnya, tahun ini senjata all-in-one dipatenkan. Ia mampu melepaskan  semprotan merica, lampu menyilaukan atau sengatan listrik dalam beragam dosis.

 Lalu ada SmartRounds LLC, yang memiliki amunisi "gelombang listrik kejut" dengan muatan yang merusak yang menyerang "tiga dari lima indra manusia."

Tentu saja, misi rahasia, berisiko tinggi tidak hanya mengandalkan persenjataan. Dalam proposal terbaru SOCOM  juga menekankan keinginan untuk meningkatkan kemampuan enkripsi yang disempurnakan di perangkat mobile, baju besi seragam ringan, dan peningkatan perlindungan terhadap ancaman kimia dan biologis.

sumber : Wired
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement