REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI-- Pasukan Pemerintah Libya kembali merebut kendali Bandara Internasional Tripoli setelah sebelumnya milisi menduduki landasan pacu dan menggagalkan semua penerbangan, Selasa (5/6). "Pemerintah kini mengontrol penuh bandara," kata wakil menteri dalam negeri Omar al-Khadrawi mengatakan kepada wartawan.
Para milisi, kata Khadrawi, telah ditangkap. Pasukan keamanan juga melucuti senjata api mereka. Dewan Transisi Nasional (NTC) telah memerintahkan kementerian pertahanan untuk mengawasi mantan pemberontak. Ia menginginkan segala cara dilakukan untuk merebut kembali bandara, termasuk menggunakan kekuatan militer.
Pasukan keamanan telah membanjiri bandara setelah negosiasi kedua pihak gagal. "Beberapa penyerang melarikan diri dan yang lainnya menyerahkan diri tanpa perlawanan,"katanya. Sebanyak 30 hingga 40 penyerang ditangkap. Khadrawi juga mengatakan penyerang juga meledakkan hanggar dan membakar lapangan sekitar bandara,
Ia mengingatkan perusahaan penerbangan bahwa bandara akan ditutup selama 24 jam berikutnya. Selain itu, pihaknya akan memperbaiki jalur komunikasi yang rusak agar penerbangan dapat dilanjutkan.
Seminggu sebelum pemilu di Libya, penguasa baru Libya menegaskan bahwa akan mengontrol mantan pemberontak yang menolak untuk meletakkan senjata mereka setelah perang tahun lalu menggulingkan Muammar Qaddafi.
Akibatnya penyerangan itu, beberapa penerbangan internasional dibatalkan. Dalam beberapa kasus, penumpang yang sudah naik diturunkan dan meninggalkan bandara. Penerbangan juga dialihkan ke bandara militer Mitiga Tripoli.