REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Hampir 40 persen pemain yang tampil di Piala Dunia 2010 lalu menggunakan obat pembunuh rasa sakit (painkiller) sebelum pertandingan berlangsung. Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) memperingatkan, perilaku ini berbahaya bagi kesehatan jangka panjang para pemain.
Chief Medical Officer FIFA, Jiri Dvorak, mengatakan pemain dari beberapa negara pada turnamen dua tahun lalu itu mendapatkan lebih dari tiga kali sesi minum obat per pertandingan. Penggunaan obat-obatan yang tertinggi tercatat dilakukan oleh tim-tim dari Amerika Selatan dan Amerika Utara.
"Saya pikir kita bisa mengategorikan ini sebagai penyalahgunaan, karena melibatkan terlalu banyak dimensi," kata dia seperti dilansir Guardian, Rabu (6/6).
Ia menambahkan, tren penggunaan painkiller ini semakin meningkat beberapa tahun terakhir. Pihaknya akan melakukan kajian serius pada perhelatan Piala Eropa kali ini untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
"Sayangnya tren penggunaan obat-obatan semakin meningkat. Ini adalah hal yang harus kami sikapi dengan serius. Kami harus mencari tahu ada apa di balik fenomena ini," tandasnya.