REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) memperingatkan penggunaan obat pembunuh rasa sakit (painkiller) dalam perhelatan Piala Eropa 2012. Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatkan penggunaan painkiller di kalangan pemain bola.
Chief Medical Officer FIFA Jiri Dvorak mengatakan, faktor utama meningkatnya penggunaan painkiller dalam olahraga adalah tingginya tekanan terhadap tim medis untuk memastikan pemain yang cedera kembali fit dalam waktu secepat mungkin. Para pemain pun diberikan obat itu tiap kali pertandingan akan berlangsung.
"Pemain muda juga banyak meniru para seniornya dan mulai menenggak terlalu banyak painkiller," kata dia seperti dilansir Guardian, Rabu (6/6).
Ofisial Senior Wada Laboratory di Cologne, Prancis, Hans Geyer mengatakan, para atlit menggunakan painkiller sebagai tindakan preventif. Mereka mengkonsumsinya untuk mencegah rasa sakit yang mungkin terjadi saat pertandingan berlangsung.
"Obat itu digunakan untuk menghilangkan rasa sakit hingga tidak terasa sama sekali. Masalahnya adalah, ketika kita mematikan sistem alarm untuk menjaga organ tubuh, maka kita bisa mendeteksi kerusakan di sana," ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, FIFA akan melakukan kajian. Penelitiannya dilakukan di Polandia-Ukraina untuk menentukan kebijakan selanjutnya.