REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Selama periode Januari-April 2012 jumlah wisatawan Cina yang berkunjung ke Bali mencapai angka 124.293 wisatawan. Angka ini meningkat 74,60 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 71.186 orang.
"Peningkatan yang cukup signifikan itu menjadikan Cina menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Pulau Dewata," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar Kamis.
Ia mengatakan, sebagian besar masyarakat dari negeri Tirai Bambu datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, dengan menumpang pesawat yang terbang langsung dari negaranya, hanya 54 orang yang tercatat melalui pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar.
Gede Suarsa menambahkan, masyarakat Cina yang meningkat signifikan ke Bali, berkat semakin membaiknya perekonomian negara itu, disamping adanya penerbangan langsung Cina-Bali.
Bali-Cina sebenarnya memiliki hubungan emosial, karena kerja sama telah terjalin baik sejak abad XII dan sisa hubungan baik itu sebagai "saksi bisu" masih diwarisi hingga sekarang antara lain kesenian, tempat suci maupun arsitektur bangunan yang bercirikan khas China.
Bahkan penggunaan uang Cina (pis bolong) dalam berbagai upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali hingga sekarang masih lestari.
"Adanya hubungan baik antara Bali dan Cina diharapkan kunjungan masyarakat Cina lebih banyak pada masa-masa mendatang," harap Gede Suarsa.
Cina mampu memberikan kontribusi sebesar 13,28 persen dari total kunjungan wisman ke Bali sebanyak 935,724 orang selama empat bulan pertama 2012, meningkat 10,23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 848.899 orang.
Gede Suarsa menjelaskan, dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, tujuh negara di antaranya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan tiga negara menunjukkan adanya penurunan.
Ketujuh negara yang mengalami peningkatan signifikan meliputi selain China, juga Australia sebesar 8,23 persen dan Malaysia 0,99 persen, Korea Selatan 11,95 persen,
Inggris 13,46 persen, Singapura 6,87 persen, Amerika Serikat 6,87 persen dan Prancis 6,37 persen.