REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat menunjukkan dukungan kepada Liga Arab yang meminta sanksi lebih keras terhadap rezim Suriah. Laporan terbaru mengatakan, Pasukan rezim Assad dikabarkan menewaskan 100 orang di Provinsi Hama, Rabu (6/6) kemarin. Menurut oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC), 100 orang tewas di desa Al-Kubeir, termasuk 20 wanita dan 20 anak-anak.
"Kami berharap semua negara akan bergabung mengambil tindakan yang tepat terhadap reim Suriah," kata Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner.
AS mendukung sanksi ekonomi internasional yang dapat mempercepat Presiden Assad. Sebelumnya, pada pertemuan di Doha, para menteri Liga Arab meminta penguatan sanksi terhadap Suriah tapi menolak untuk intervensi militer di Suriah.
Sama halnya Rusia dan Cina yang menegaskan kembali tidak akan merestui adanya intervensi militer di Suriah. Rusia meminta masyarakat internasional bersabar menjaga rencana perdamaian utusan Liga Arab dan PBB Kofi Annan di Suriah. Namun, Rusia menyerukan pertemuan internasional untuk membahas krisis Suriah dengan negara barat dan negara regional seperti Iran dan Turki.
"Kami merasa perlu bertemu dengan negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap berbagai kelompok oposisi,"kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
AS menampik usulan Rusia tersebut. Bagaimanapun, menurut Menlu AS Hillary Clinton, Assad jelas-jelas telah gagal membawa stabilitas, perdamaian atau perubahan positif bagi masyarakat Suriah. Clinton yang tiba di Istanbul, Turki akan membahas langkah-langkah meningkatkan tekanan di Suriah. PBB memperkirakan lebih dari sembilan ribu orang tewas. Sementara kelompok-kelompok oposisi Suriah, memperkirakan 13 ribu orang tewas selama pemberontakan.