Jumat 08 Jun 2012 21:24 WIB

Bom Bus Diduga oleh Taliban Lokal Meledak di Pakistan, 18 Orang Tewas

Bom Mobil di Pakistan (ilustrasi)
Foto: Boston.com
Bom Mobil di Pakistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR - Sebuah bom meledak di satu bus Pakistan, Jumat (8/6). Insiden menewaskan setidaknya 18 orang termasuk enam wanita dan seorang anak, di pinggiran kota Peshawar, kata polisi.

Lebih dari 40 orang lainnya cedera dalam serangan di sebuah bus yang disewa pemerintah untuk membawa pulang staf setelah bekerja di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Itu adalah serangan terburuk dalam beberapa bulan terakhir ini di Peshawar, yang telah lama menjadi pusat pusat serangan Taliban lokal. Taliban mengincer para pejabat pemerintah, anggota pasukan keamanan dan warga sipil biasa.

Kota itu berada dekat daerah suku yang semi-otonomi yang dianggap para pejabat Amerika Serikat tempat persembunyian Al Qaida dan kelompok-kelompok gerilyawan lainnya yang berpeang di Pakistan. Mereka melintas perbatasan memasuki Afghanistan.

Ledakan itu terjadi di daerah Daudzai, menewaskan para karyawan pemerintah dan para penumpang swasta lainnya yang berada di dalam bus yang sama, kata para pejabat. "Bom itu diletakkan dibawah bus itu," kata menteri informasi provinsi itu Mian Iftikhar Hussain kepada wartawan.

"Kami masih belum dapat mengatakan berapa karyawan pemerintah dan penumpang swasta tewas, tetapi banyak korban," tambahnya.

Perwira polisi Tahir Ayub mengemukakan kepada AFP bahwa 18 orang termasuk enam wanita dan seorang anak perempuan tewas dan lebih dari 40 orang cedera. Serangan itu terjadi sehari setelah satu bom yang dikendalikan dari jarak jauh menewaskan setidaknya 15 orang dekat satu madrasah di kota Quetta, Pakistan barat daya.

Negara berpenduduk 180 juta jiwa itu merupakan garis depan dari perang pimpinan AS melawan Al Qaida dan sejak Juli 2007 dilanda pemberontakan yang dipimpin Taliban lokal. Milisi itu sebagian besar terpusat di bagian barat laut negara itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement