REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Amerika Barack Obama membalas tuduhan partai Republik bahwa pemerintahannya sengaja membocorkan informasi operasi rahasia untuk meningkatkan kemungkinan ia terpilih kembali.
Kepada wartawan hari Jumat di Gedung Putih, Presiden Obama menyebut gagasan pemerintahannya akan sengaja merilis informasi rahasia sebagai "ofensif."
Anggota Kongres Amerika pekan ini mengecam pedas bocornya rahasia operasi intelijen Amerika kepada media baru-baru ini. Informasi itu mencakup laporan upaya Amerika menggagalkan program nuklir Iran melalui serangan internet dan rincian pembunuhan yang menarget pimpinan Alqaidah. Beberapa anggota fraksi Republik menilai kebocoran itu upaya untuk melanjutkan ambisi politik presiden.
Hari Jumat, Obama mengatakan, tidak "menoleransi" bocornya informasi sensitif dan bahwa pemerintahannya akan melakukan investigasi mendalam tentang kebocoran itu.
Hari Kamis, empat pimpinan bipartisan komisi intelijen Kongres membahas kebocoran itu dalam rapat tertutup dengan direktur intelijen nasional, James Clapper. Mereka juga bertemu Direktur FBI Robert Mueller, yang sedang menyelidiki kebocoran itu.